Dinkes Kekurangan Tenaga Fogging Cegah Wabah Demam Berdarah
jpnn.com, GRESIK - Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, Jatim saat ini kesulitan mencari petugas penyemprot tambahan. Hanya ada dua tim. Tidak gampang menjadi petugas fogging.
Plt Sekretaris Dinkes Gresik dr Mukhibatul Khusna mengaku kesulitan menambah petugas fogging. Kesulitannya, mencari orang yang memenuhi standar.
Petugas wajib mengikuti pelatihan dulu. Misalnya, cara menggunakan bahan kimia. Dia juga harus menguasai jurus membunuh nyamuk Aedes aegypti dengan benar.
"Jadi tidak boleh sembarangan," ujarnya.
Padahal, lanjut Khusna, dinkes mempunyai sepuluh perangkat fogging. Semuanya siap digunakan. Dia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan fogging sendiri.
Mengapa? Sebab, campuran obat yang tidak sesuai akan membuat nyamuk kebal. Fogging sembarangan juga bisa berbahaya bagi orang di sekitarnya.
"Tetap lapor ke puskesmas kalau ada kasus. Nanti dilakukan penyidikan epidemiologi (PE)," ucapnya.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dr Ummi Khoiroh menuturkan, dengan banyaknya kasus demam berdarah seperti ini, seharusnya dinkes bisa fogging lima kali sehari di wilayah berbeda.
Banyaknya kasus demam berdarah seperti ini seharusnya dinkes bisa fogging lima kali sehari di wilayah berbeda.
- Cegah DBD, Ribuan Keluarga Ikut Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk
- Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif
- Tren Penyebaran Kasus DBD di Solo Menurun
- Kasus DBD Tembus 88 Ribu, Lestari Moerdijat: Efektivitas Pencegahan Harus Ditingkatkan
- DBD Jadi Momok Menakutkan di Banyuwangi, Periode Januari-April 205 Kasus, 4 Orang Meninggal Dunia
- 4 Pasien DBD di Banyuwangi Meninggal Dunia