Dipaksa Mengaku, Kaki Diinjak Laras

Dipaksa Mengaku, Kaki Diinjak Laras
Dipaksa Mengaku, Kaki Diinjak Laras
Dugaan kekerasan yang dilakukan polisi saat proses interogasi dialami juga warga lain yang ikut ditahan saat itu. Bahkan kata beberapa rekan JF, ada tahanan yang mengalami luka robek dikepala dan memar di beberapa bagian tubuh bekas di strum saat di interogasi.

"Yang kami kecewa kenapa Brimob tidak kejar terus para pelaku penembak mati rekannya. Malah mereka justru menangkapi kami yang berada dalam rumajh dan tidak tahu apa-apa," keluh beberapa warga yang mengaku sebagai korban dan keluarga salah tangkap polisi. Di antara beberapa korban dugaan salah tangkap polisi itu berobat di sebuah klinik kesehatan di Poso Kota.

Berdsarkan keterangan resmi yang disampaikan Humas Polda Sulteng Kamis (20/12) lalu, sekitar pukul 10.00 wita satu regu personel Brimob Polda Sulteng berjumlah 10 orang melakukan patroli motor di wilayah Desa Kalora. Tiba-tiba mereka diberondong peluru oleh beberapa orang dari atas bukit, tidak jauh dari tempat anggota Brimob berpatroli.

Untuk mengungkap peristiwa ini, 14 orang warga desa Kalora dan desa Tambarana kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso yang ditangkap pasukan Brimob pasca penyerangan kelompok sipil bersenjata yang menewaskan empat anggota Brimobda Sulteng, Kamis (22/12) pekan lalu. Ke-14 warga dilepas setelah 7 X 24 jam ditahan dan di periksa intensif tim penyidik Polri. (bud/awa/jpnn)


PALU - Salah seorang warga Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) berinisial JF mengaku tidak tahan atas perlakuan aparat. Usai disekap dan interogasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News