Dipenjara, Siswa tetap Berhak Ikut UN

jpnn.com - TASIK – Dua siswa SMK yang menjambret di Jalan BKR, Tawang, Kota Tasik, Sabtu malam lalu kemungkinan mengikuti ujian nasional (UN) April mendatang di dalam penjara.
Terlebih, kemarin (10/3) Kapolsek Tawang Iptu Erustiana mengatakan Gin dan Jun, dua siswa SMK tersebut terancam pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Ancaman hukumannya paling lama sembilan tahun penjara.
Drs Tedi Rustandi, wakasek Kesiswaan MJPS 1 dan Dra Popong, wakasek Kesiswaan SMK MJPS 2, mengatakan Gin dan Jun adalah siswa mereka. “Iya benar,” ujar Tedi saat dikonfirmasi Radar Tasikmalaya (Grup JPNN) kemarin.
Tedi mengatakan siswanya itu masih bisa mengikuti ujian nasional, meskipun terjerat masalah hukum. ”Hak anak itu meskipun bertindak kriminal berhak mengikuti ujian,” ujarnya.
Sayaratnya, kata Tedi, orang tua siswanya itu harus mengajukan permohonan tertulis kepada pihak sekolah agar anaknya bisa mengikuti ujian nasional, meskipun tersangkut kriminal.
“Untuk ujiannya bisa dilaksakan di sekolah apabila pihak kepolisian bersedia mengantarkannya dan bisa di tahanan kita yang mendatanginya,” tandasnya di sekolahnya kemarin.
Gin yang bersekolah di SMK MJPS 1 mengaku ingin bisa mengikuti UN. Dia berharap ada keringanan agar dia bisa mengikuti ujian.
“Harapannya ada keringanan minimal untuk bisa melakukan ujian,” ingin pemuda berambut ikal ini.
TASIK – Dua siswa SMK yang menjambret di Jalan BKR, Tawang, Kota Tasik, Sabtu malam lalu kemungkinan mengikuti ujian nasional (UN) April mendatang
- Kompetisi Inovasi Teknologi Elektro Trisakti Cup 2025 Targetkan Siswa SMA Sederajat
- ITS Gandeng Ganesha Menyosialisasikan Penerimaan Mahasiswa Baru FTSPK
- Pesantren 1.000 Cahaya, Misi Pendidikan Ramadan untuk Anak Yatim dan Disabilitas
- Pemprov Jabar Bakal Tebus 335.109 Ijazah Siswa Menunggak Uang Sekolah, Duitnya Rp 1,3 T
- Ruang Pintar PNM Perluas Akses Pemberdayaan Ibu dan Anak
- BINUS University Kukuhkan 7 Guru Besar Sekaligus di Awal 2025