Dipicu Jabatan Manajer Sepakbola, Bacok-bacokan 1 Tewas

Dipicu Jabatan Manajer Sepakbola, Bacok-bacokan 1 Tewas
Dipicu Jabatan Manajer Sepakbola, Bacok-bacokan 1 Tewas
Mora menambahkan, sejak keluar kalimat ancaman kalau mereka akan membunuh, pihak keluarga Mora terus mengawasi gerak-gerik Mahmud. Pada Kamis (24/6) sore, Mahmud ingin menjemput sepedamotor yang sedang diperbaiki di Panyabungan.

Mora bersama Hendra mendampingi Mahmud naik sepedamotor bonceng tiga hingga ke Desa Mompang, Kecamatan Panyabungan Utara, atau sekitar 10 kilometer dari desa. Itu dilakukan Mora dan Hendra karena khawatir mengingat ancaman Nasir dan keluarganya.

Lalu, sekitar 1 kilometer keluar dari desa, Mahmud diturunkan. Sebab, Hendra dan Mora menilai adiknya (Mahmud) aman. Selanjutnya, mereka berbalik dan pulang, sementara Mahmud menjemput sepedamotornya ke Penyabungan Utara.

“Sebenarnya saat mau berangkat kami sempat melihat mereka (Sulman, Hasian dan Nasir, red) berada di jalan desa, tepatnya di jembatan atau TKP kejadian itu. Tetapi kami tidak mengira kalau ada niat mereka untuk menghadang kami. Setibanya di jembatan tersebut, mereka langsung menyetop dengan kondisi di tangan masing-masing ada senjata tajam seperti parang, samurai, dan kayu besar sekitar 1 meter. Tanpa basa-basi saya bersama adik saya (Hendra) dihantam dengan senjata mereka. Saat itu juga saya berusaha membela diri. Kalah jumlah dan senjata, saya lari meninggalkan TKP. Untungnya ada orang lewat mengendarai sepedamotor dan saya minta tolong,” tambahnya sambil mengaku kalau kepala dan pinggangnya masih sakit.

ASAHAN- Tragis! Dua keluarga bacok-bacokan di jembatan Desa Tambiski Nauli, Kecamatan Nagajuang, Madina. Satu tewas di tempat karena diparang, satu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News