Diplomasi Ekonomi Dinilai Lebih Penting Ketimbang Militer
jpnn.com - JAKARTA - Manajer Riset dan Pangabdian Masyarakat FE-UI Fithra Faisal Hastiadi mengatakan tantangan ke depan Bangsa Indonesia lebih kepada masalah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Karena itu soal ekonomi harus menjadi prioritas.
"Masalah kita itu bukan pada pertahanan. Yang diperlukan ke depan justru diplomasi ekonomi, bukan diplomasi militer," kata Fithra Faisal Hastiadi, dalam Dialog Kenegaraan "Pertahanan Terbaik adalah Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyat, Betulkah", di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu, (25/06).
Menurut Fithra, Indonesia bisa menjadi kekuatan ekonomi dunia pada 2030. Apalagi krisis keuangan dunia masih tetap berlangsung hingga saat ini. "Lihat saja, ekonomi Eropa sudah tenggelam. Jepang dan China cenderung konstan. Harapannya ada di Indonesia," ujarnya.
Diakui Fithra, banyak ekonom dunia meramalkan tentang kebangkitan ekonomi Indonesia pada masa mendatang. Oleh karena itu, kita yakin bisa mencapai hal ini. "Target ini memang sudah ada dalam visi misi kedua capres, namun semua jawabannya masih mengambang," ungkapnya.
Selain itu, Dosen FEUI ini menyatakan, kedua pasangan capres dan cawapres yang sedang bertarung saat ini sama-sama tidak menampilan yang kualitas terbaiknya dalam menyajikan visi misinya.
"Dalam perspektif ekonomi, visi misi kedua pasang capres lebih kepada memenuhi syarat administrasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebab substansi visi misi ekonominya masih angan-angan," pungkasnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Manajer Riset dan Pangabdian Masyarakat FE-UI Fithra Faisal Hastiadi mengatakan tantangan ke depan Bangsa Indonesia lebih kepada masalah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tenaga Non-ASN Database BKN yang TMS di Seleksi PPPK Perlu Tahu Info Ini
- Sedikit Banget Formasi PPPK 2024 Tahap 2, Ya Ampun
- Lantik 11 Pejabat di Kemenhut, Raja Juli Bicara Kerja Sama Mewujudkan Asta Cita
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2 Diperpanjang Lagi, Bu Rini Sampai Libatkan Kemendagri
- Seleksi PPPK: DPD RI Ingatkan KemenPAN-RB soal Komitmen tentang Non-ASN
- Penyidik Kejagung Garap Eks Sekretaris Tom Lembong di Kasus Korupsi Impor Gula