Diplomasi Tinju

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Diplomasi Tinju
Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman (kanan) menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Istana Al Salman, di Jeddah, Arab Saudi, 15 Juli 2022. Bandar Algaloud/Saudi Royal Court/HO via REUTERS/as

MBS sempat menjadi darling bagi media barat dengan program transformasi yang dilakukannya di Saudi. 

Dengan ''Visi 2030’’, MBS ingin mentransformasi Saudi menjadi negara modern yang sejajar dengan negara-negara maju di seluruh dunia. 

Salah satu hal yang dilakukannya adalah melepaskan citra Saudi sebagai negara konservatif. 

MBS menghapuskan peran Wahabisme di Saudi dan menggantinya dengan citra nasionalisme Arab. 

MBS mencabut larangan menyetir mobil bagi perempuan dan mencabut larangan berhijab bagi perempuan. 

MBS juga mencabut keharusan bagi perempuan untuk didampingi muhrim saat bepergian. 

Aturan-aturan itu menjadi hukum yang berlaku selama berdirinya KSA dan menjadi simbol berlakunya Wahabisme di Saudi. 

Dengan mencabut aturan itu, MBS menunjukkan posisinya yang menjauhkan diri dari pengaruh Wahabisme. 

Diplomasi Tinju yang dipamerkan Joe Biden dan Pangeran MBS ini sarat makna dan simbol politik. Pertemuan Biden dengan MBS dikecam keras oleh para aktivis HAM.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News