Diplomat China Dituduh Tinggali Mansion Tidak Sah di Pasifik
Para diplomat China telah dituduh menempati sebuah mansion kecil di French Polynesia di kawasan Pasifik di tengah tuduhan bahwa politisi lokal tidak mau campur tangan karena takut dengan China.
Sebuah persetujuan yang ditandatangani minggu ini akan memungkinkan Konsulat China tetap menempati Residence Taina, sebuah bangunan bergaya kolonial Perancis yang terletak tidak jauh dari ibukota Tahiti Pape'ete, yang telah disewa sejak tahun 2007.
Namun masih terjadi perseteruan dengan pemilik mansion tersebut, Huguette Ly yang berusia 76 tahun dan anak perempuannya Eva Bitton, yang menuduh para diplomat China meninggali bangunan itu secara tidak sah sejak perpajnjian sewa berakhir bulan Februari lalu.
Eva Bitton mengatakan bahwa dia sudah memberikan peringatan agar penyewa pindah enam bulan sebelumnya, dan juga meminta Konsulat China membayar tagihan sampah dan air yang tidak dibayar selama 10 tahun.,
Masih juga ada keributan mengenai jumlah sewa yang harus dibayar dan biaya perawatan gedung.
Namun pengacara Konsulat China mengatakan kepada ABC, bahwa tanggal 20 Februari lalu, Bitton secara lisan setuju di depan para pengacara untuk mengijinkan Konsulat tinggal selama enam bulan lagi, hal yang dibantah Bitton.
Minggu ini dengan bantuan mediasi dari para pengacara, baik pemilik rumah dan Konsulat China setuju agar para diplomat tetap berada di properti tersebut sampai akhir Agustus.
Pengacara Konsulat China, Marie Eftimie-Spitz, mengatakan mereka membantah apa yang disampaikan oleh Bitton, yang sudah juga meluncurkan petisi online untuk mendapat dukungan.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat