Diplomat Jepang yang Cantik Itu Bermarga Marpaung

jpnn.com - Untuk melancarkan tugasnya, Konsul muda dan cantik dari Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Jawa Timur, Kaori Morohira kini belajar bahasa Jawa. Sebuah kamus bahasa Jawa menjadi pegangan. Dia juga belajar secara otodidak.
”Ngomong bahasa Jawa sedikit, orang sekitar langsung bereaksi. Kalau kunjungan, mereka senang sekali saya bisa berbahasa Jawa. Padahal, cuma fasih bilang ora opo-opo,” ujarnya lantas tertawa.
Perempuan yang saat belanja ke mal sering dipanggil Cece lantaran gurat wajahnya mirip orang Tiongkok itu mengaku salah satu culture shock yang dia rasakan saat tiba di Indonesia adalah masalah agama.
Di Jepang, agama tidak menjadi pembicaraan. ”Semua orang di Indonesia punya kepercayaan. Kalau ada yang tanya agama ke saya, agak sulit menjawab,” ujar Kaori.
Perempuan yang mahir bermain piano dan flute di Jepang tersebut mengungkapkan, dirinya tidak pernah belajar agama. Setelah di Indonesia, keadaan justru berbeda.
Dia tertarik belajar berbagai agama. Bahkan, Kaori memiliki Alquran dan Alkitab. Kaori juga pernah seminggu penuh tinggal di pesantren atas undangan seorang teman yang merupakan ustadah di pondok itu. Dia pun mengikuti semua ritual di pesantren.
”Saya bangun pagi. Ikut wudu. Saya juga memakai hijab. Ada yang mengira saya orang Aceh. Saya terharu sekali. Dulu saya pikir Islam eksklusif. Ternyata tidak,” ungkapnya.
Soal jodoh, Kaori rupanya juga terikat dengan Indonesia. Dia kini menjadi istri pria Batak. Ketika menikah, Kaori menggunakan tradisi Kristen.
Untuk melancarkan tugasnya, Konsul muda dan cantik dari Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Jawa Timur, Kaori Morohira kini belajar bahasa Jawa.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu