Diplomat Non Karir Blunder Pemerintah
Senin, 25 April 2011 – 19:18 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah, Jakarta, Cecep Effendy mengatakan menempatkan seseorang untuk menjadi duta besar dari kalangan pejabat diplomatik non-karir memang memiliki sebuah resiko terhadap posisi pemerintahan. Salah satu dari resiko yang harus ditanggung pemerintah, kata Cecep, seperti yang dilakukan oleh Dubes RI di Swiss, Djoko Susilo yang ikut mengkritisi perjalanan anggota DPR ke luar negeri. Seorang diplomat karier yang baik, lanjutnya, tidak akan pernah memberikan komentar terkait masalah dalam negeri. “Persoalannya etika itu yang kurang dipahami oleh pejabat diplomatik non-karir sehingga terjebak memberikan komentar yang bukan menjadi porsinya sebagai dubes,” ujar dia.
"Sebagai duta besar, Djoko memang tidak punya wewenang untuk mengkritisi DPR. Tugasnya justru harus melancarkan kunjungan kerja DPR ke negara-negara yang mereka tuju. Tapi karena dubesnya non-karir, maka terjadilah hal-hal yang tidak diingini tersebut," kata Cece Effendy, di Jakarta, Senin (25/4).
Baca Juga:
Menurut Cecep, etika seorang pejabat karier diplomat tidak cukup hanya melalui pengalaman politik. "Etika itu akan terbangun melalui sebuah proses karier yang panjang dan etika itu pula nantinya yang akan membentuk perilaku seorang diplomatik."
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah, Jakarta, Cecep Effendy mengatakan menempatkan seseorang untuk menjadi duta besar dari kalangan
BERITA TERKAIT
- Pilkada Kian Dekat, BPJS Watch Ingatkan Kepala Daerah Lindungi Pekerja Badan Ad Hoc
- Ziarah Megawati ke Makam Imam Bukhari dan Legacy Bung Karno di Dunia Islam
- Disindir Pramono, Ridwan Kamil: Kalau Enggak Boleh Mimpi, ya Jangan Hidup
- Terus Bergerak, Tim Dozer Pasang 3.059 Spanduk Andalan Hati di Seluruh Desa se-Sulsel
- Pilgub Jatim: Luluk-Lukman Dapat Dukungan Kiai Tamim Darul Ulum hingga Tokoh Penting Muhammadiyah
- Aher Yakin Konstituen Anies di Jakarta Bakal Pilih Pasangan RIDO yang Didukung PKS