Dipotong Pakai Cusa, Harus Rapi dan Tidak Berdarah
Sabtu, 30 Januari 2010 – 04:50 WIB
Masing-masing lobus memiliki pembuluh darah sendiri, tetapi saling berhubungan. Terutama cabang-cabangnya. Bentuk dan jumlah cabang-cabang tersebut tidak sama pada setiap orang. Karena itu, dokter harus sangat sangat berhati-hati dan jeli saat membelahnya, agar liver yang diberikan kepada resipien maupun yang ditinggal di tubuh donor sama-sama berfungsi dan hidup sebagaimana mestinya.
Liver adalah satu-satunya organ dalam tubuh manusia yang bisa tumbuh sendiri. Hanya, pertumbuhan kembali liver donor jauh lebih cepat daripada yang ada di tubuh resipien. Bahkan, dua hari setelah dipotong, liver donor sudah menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan kembali. Dalam tempo dua tahun, liver donor sudah kembali utuh.
Pertumbuhan yang ada di tubuh resipien memang tak secepat itu. Tetapi, begitu pembuluh-pembuluh darahnya tersambung sempurna, potongan liver yang hanya separo (atau secuil pada anak-anak) itu sudah langsung berfungsi. Maha Besar Tuhan!
Rumitnya pemotongan liver tidak hanya menyangkut pembuluh darah dan saluran empedunya. Tetapi juga pada tepian potongan yang harus rapi dan tidak berdarah. Karena itu, dianjurkan untuk menggunakan cusa. Pemotong liver yang mata pisaunya bukan metal, tapi berupa gelombang ultrasounds. Alat yang sangat mahal tersebut sudah dimiliki RSUD dr Soetomo Surabaya.
Tepat sekali mantan CEO Jawa Pos yang kini menjadi Dirut PLN, Dahlan Iskan, menganjurkan tim liver transplant RSUD dr Soetomo Surabaya agar belajar
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408