Dipotong Pakai Cusa, Harus Rapi dan Tidak Berdarah

Dipotong Pakai Cusa, Harus Rapi dan Tidak Berdarah
OPERASI - Tim dokter RSUD dr Soetomo Surabaya di ruang operasi donor, memperhatikan cara pemotongan hingga pencucian liver dan penutupan perut pasien. Foto: Nany Wijaya/Jawa Pos.
Dengan perawat yang sedang menyiapkannya pun, kami tidak berbicara. Satu-satunya komunikasi kami dengan perawat tersebut hanya terjadi saat kami masuk ruangan. Itu pun sebatas anggukan kepala.

Seorang perawat lain, lebih cantik, masuk ruangan, disusul seorang dokter yang masih sangat muda. Di center itu tak ada dokter atau perawat yang tua. Hanya yang sudah berpangkat direktur yang umurnya di atas 40 tahun. Tak ada yang lebih dari 48 tahun. Prof Shen Zhongyang sendiri, Presdir OOTC, umurnya baru 48 tahun. Para perawatnya lebih istimewa lagi. Mereka tidak cuma muda, tapi umumnya juga cantik-cantik. Persis seperti komentar Pak Dahlan di buku Ganti Hati-nya.

Sesaat kemudian, anak muda tersebut mulai "ditangani". Tangan kanannya direntangkan ke penahan lengan di samping meja operasi. Di pergelangan tangan itulah, jarum infus yang kepalanya memiliki tiga mulut kecil untuk memasukkan infus, obat, dan entah alat apa lagi, dipasang. Sedangkan tangan kirinya dibiarkan tergolek sejajar tubuh. Di lengan atasnya hanya dipasang alat pengukur tekanan darah.

Lewat salah satu mulut jarum infus, dokter menyuntikkan sesuatu, yang saya kira adalah obat bius karena setelah itu si pasien tertidur. Sesudah itu, baru perawat memasang kateter kencing. Seusai memasang kateter, perawat yang sama meletakkan dua ganjalan kecil di bawah lutut pasien. Sementara perawat lain memasang semacam bantal kecil di bawah punggung atas pasien, sehingga posisi dada pasien agak mendongak.

Tepat sekali mantan CEO Jawa Pos yang kini menjadi Dirut PLN, Dahlan Iskan, menganjurkan tim liver transplant RSUD dr Soetomo Surabaya agar belajar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News