Diprediksi hanya 3 Calon Bersaing di Pilwali Surabaya

”Jika ingin menantang incumbent, salah satu caranya ya memasukkan minimal dua pasangan calon,” terang Hartoyo.
Dia menilai bahwa hal itu tidak akan mengurangi minat publik untuk ikut berpartisipasi dalam pilwali Surabaya. Bahkan, menurut pria yang juga menjadi ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim tersebut, kondisi sebaliknyalah yang akan terjadi.
”Masyarakat Surabaya justru akan bisa lebih fokus dalam memilih. Jumlah itu pun cukup. Sebab, dua terlalu sedikit, sedangkan lebih dari itu juga bisa terlalu banyak,” imbuhnya.
Sehubungan dengan peluang partainya untuk mengalahkan Risma, Hartoyo sangat yakin bahwa sebenarnya masih banyak masyarakat Surabaya yang ingin memiliki pemimpin baru.
”Mungkin, kepemimpinan Bu Risma masih lebih baik, tapi tetap saja ada kekurangannya. Nah, kekurangan itulah yang ingin mereka ubah dengan segera,” paparnya.
Pernyataan serupa disampaikan Ketua DPW PPP Jatim Musyafa’ Noer. Menurut dia, terbatasnya jumlah peserta pilwali Surabaya kali ini lebih disebabkan perhitungan realistis parpol.
”Tentu saja parpol tidak akan mau mengusung calon yang tidak memiliki potensi untuk menang,” bebernya.
Menurut Musyafa’, hanya calon-calon yang sudah dikenal masyarakat banyaklah yang akan bisa menndapatkan dukungan dari parpol. ”Kalau mau bersaing dengan incumbent, cukup berat. Makanya, strategi mengusung dua pasangan calon dalam sebuah koalisi juga sangat dimungkinkan,” tuturnya. (jan/awa/jee/jpnn)
JPNN.com SURABAYA – Sudah banyak tokoh yang muncul untuk maju sebagai bakal calon wali kota (baca wali) Surabaya, Jawa Timur.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kawasan Hutan Lindung TNTN Terbakar, Diduga Akibat Pembukaan Lahan Ilegal
- Pembangunan Sekolah Rakyat di Kota Bandung Terkendala Lahan
- Hari Kartini, Pramono Gratiskan Pengurusan SIM untuk ASN dan Wartawan Perempuan
- Siswa SMAN 1 Bandung Siap Perjuangkan Lahan Sekolah Setelah Kalah Gugatan
- Kecelakaan Innova Hantam Pemotor yang Menyalip, 3 Orang Tewas
- Oknum Kades Tersangka Korupsi Dana Desa Ditahan, Bendahara Buron