Diprotes, Hingga Mati Sharon tak Diadili
jpnn.com - TEL AVIV - Mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon memang telah meninggal dunia. Namun kesalahannya dalam tragedi pembantaian pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila tahun 1982 silam, masih diingat publik.
Bahkan pihak Human Right Watch (HRW) divisi Timur Tengah dan Afrika Utara melayangkan protes atas tidak adanya proses hukum bagi pelaku kejahatan kemanusiaan seperti Sharon hingga ajal menjemput.
‘’Ini memalukan bahwa Sharon masuk liang kubur tanpa menghadapi pengadilan atas perannya di Sabra dan Shatila dan pelanggaran lainnya,’’ ujar Sarah Leah Whitson, direktur HRW divisi Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti dilansir Press TV, Sabtu (11/1).
Lebih dari itu HRW menyebut bahwa sosok yang dikenal sebagai Jagal dari Beirut tersebut bertanggung jawab atas kematian pemimpin Palestina Yasser Arafat pada 2004 silam.
‘’Sharon adalah penjahat yang bertanggung jawab atas pembunuhan Arafat dan sebelumnya kami berharap bisa melihat dia hadir di Pengadilan Kejahatan Internasional sebagai seorang penjahat perang,’’ imbuhnya.
Kini sepeninggal Sharon, warga Palestina berharap agar ada perubahan dalam kehidupan mereka. Karena itulah warga Palestina merayakan kematian Sharon dengan berbagai cara.
‘’Kami telah menjadi lebih percaya diri untuk menang dengan perginya tiran ini,’’ ujar juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
"Warga kami merasa sangat bahagia saat kematian dan perginya penjahat ini yang tangannya berlumuran darah masyarakat kami dan darah para pemimpin kami di sini dan di pembuangan,’’ imbuhnya. (zul/jpnn)
TEL AVIV - Mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon memang telah meninggal dunia. Namun kesalahannya dalam tragedi pembantaian pengungsi Palestina
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer