Diprotes, UN Online SMP Akhirnya Ditiadakan

jpnn.com - SURABAYA – Banyaknya sekolah yang menyatakan tidak sanggup menyelenggarakan ujian nasional (UN) online membuat Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim berpikir ulang melanjutkan UN yang menggunakan metode computer based test (CBT) itu.
Apalagi, telah muncul keberatan dari dispendik kota/kabupaten dan sekolah-sekolah. Dengan adanya protes tersebut, Dispendik Jatim bisa meniadakan UN online.
Namun, itu hanya diberlakukan untuk UN online SMP. “Kalau sekolah sudah menyatakan tidak siap, tidak akan diteruskan,” tegas Kepala Dispendik Jatim Harun seperti yang dilansir Radar Surabaya (Grup JPNN.com), Jumat (6/2).
Berbagai pertimbangan sedang dikaji. Selain ketidaksanggupan dan protes tersebut, alasan lainnya adalah hasil UN yang akan dijadikan pedoman penerimaan peserta didik sekolah (PPDS) untuk melanjutkan pendidikan ke SMA/SMK. Karena UN online baru kali pertama dilaksanakan, siswa dikhawatirkan masih bingung dengan metode tersebut. Apalagi, selama ini siswa terbiasa mengerjakan soal UN secara printout.
Kajian lainnya, sampai sekarang pun, belum ada SMP yang melakukan konfirmasi kesediaan untuk melaksanakan UN online. Berbeda dari SMA/SMK yang sudah banyak memberikan kesanggupan meski ada pula yang menyatakan tidak sanggup. (han/jee/awa/jpnn)
SURABAYA – Banyaknya sekolah yang menyatakan tidak sanggup menyelenggarakan ujian nasional (UN) online membuat Dinas Pendidikan (Dispendik)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025