Dipuji Hillary Clinton, Tampil di Forum PBB
Adhyatmika, Juara Film Pendek di Amerika berkat Video Belajar Demokrasi
Sabtu, 18 September 2010 – 10:51 WIB
Selain Adhyatmika, pemenang lain yang berasal dari Iran, Spanyol, Kolombia, Nepal, dan Etiopia memperoleh biaya perjalanan penuh ke Washington DC, Hollywood, dan New York. Di New York dan Hollywood, para pemenang mengunjungi lokasi pembuatan film/TV, bertemu dengan sutradara, teknisi film, agen pencari bakat profesional, dan ahli media. Kemudian, di Washington DC para pemenang akan bertemu dengan penggiat demokrasi, kalangan media, serta pejabat pemerintah AS.
Penggemar film karya Steven Spielberg itu mengisahkan, film pendeknya tersebut dibuat dalam waktu cukup singkat pada Januari 2010. Lulusan Puttnam School of Film, Lasalle College of The Arts, Singapura, itu menyatakan tidak menyangka bisa memenangi lomba film pendek tentang demokrasi tersebut. Sebab, pada awalnya, dia dan teman-temannya hanya ingin berekspresi tentang keresahan terhadap kondisi pemerintahan di Indonesia yang karut-marut.
Adhyatmika membutuhkan waktu dua minggu untuk merancang skenario dan mengumpulkan sepuluh karakter dalam video itu. Pengambilan gambarnya dilakukan di salah satu ruang kelas SMPN Tangerang Selatan 05 yang berlokasi tak jauh dari rumahnya. "Saya minta izin ke kepala sekolah untuk tugas kuliah dan alhamdulillah dipermudah. Padahal, untuk lomba," ujarnya, lantas tertawa.
Dibantu sejumlah teman dekat, Adhyatmika mengumpulkan orang-orang yang bersedia menjadi pemain dalam film pendek tersebut. Mereka bersedia jadi "bintang film" tanpa bayaran karena memiliki visi yang sama tentang kondisi politik dalam negeri. Apalagi, ketika film itu dibuat, kasus Century sedang mencuat ke permukaan.
USIANYA masih sangat muda, 21, tapi karyanya sudah mendunia. Dialah Adhyatmika. Seorang pemuda asal Bintaro, Jakarta, yang memenangi kompetisi tahunan
BERITA TERKAIT
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali