Diragukan Menyodomi, Pemuda Iran Terancam Dieksekusi
Minggu, 08 Agustus 2010 – 17:17 WIB
TEHERAN - Seorang pemuda Iran berusia 18 tahun, Ebrahim Hamidi, akan menghadapi eksekusi atas tuduhan perbuatan homoseksualitas. Hamidi yang bukan gay, dijatuhi hukuman mati karena melakukan sodomi atau yang di Iran disebut dengan istilah "lavat".
Padahal, Ebrahim Hamidi yang tidak memiliki perwakilan hukum telah dinyatakan berasalah oleh majelis hakim di mana tidak ada bukti yang meyakinkan. Sebelumnya, Hamidi telah diwakili oleh pengacara HAM, Mohammad Mostafaei, yang terpaksa melarikan diri setelah menyulut perhatian internasional terkait dengan kasus lainnya, yaitu seorang perempuan Iran beranak dua bernama Sakineh Mohammadi Ashtiani. Perempuan berusia 43 tahun itu dijatuhi hukuman mati dengan cara dirajam atas tuduhan untuk perzinahan.
Baca Juga:
Seperti diberitakan The Guardian hari ini, Mostafaei dijadwalkan tiba di Norwegia kemarin, untuk memulai hidup di pengasingan sambil terus membantua kliennya, termasuk Hamidi. Pada saat yang sama, aktivis HAM Peter Tatchell telah menulis surat kepada Menteri Luar Negri Inggris, William Hague, agar segera menghubungi kepala pengadilan Iran dan meminta agar eksekusi atas Hamidi dihentikan.
"Kasus Ebrahim adalah bukti bahwa orang-orang heteroseksual yang tidak bersalah dapat dijatuhi hukuman mati atas tuduhan palsu homoseksualitas (di Iran)," kata Tatchell yang juga pendiri sebuah kelompok pembela HAM kaum gay bernama OurRage, yang berbasis di London.
TEHERAN - Seorang pemuda Iran berusia 18 tahun, Ebrahim Hamidi, akan menghadapi eksekusi atas tuduhan perbuatan homoseksualitas. Hamidi yang bukan
BERITA TERKAIT
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?