Direktur CISS: Ilmu Intelijen Sangat Penting untuk Mahasiswa
jpnn.com, BANYUWANGI - Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, ilmu intelijen sangat penting bagi mahasiswa untuk mendeteksi gerakan radikalisme.
"Mahasiswa harus jadi bagian dan berada di garda terdepan dalam menangkal gerakan radikalisme," kata Ngasiman saat mengisi materi dalam
Kolokium Radikalisme & Pelatihan Kader Lanjut (PKD) Pengurus Cabang PMII Banyuwangi di Balai Pelatihan Kerja, Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (4/8).
Acara itu diikuti oleh 35 perserta kader PMII se-Jawa Timur dan Bali. Selain Ngasiman, hadir pula Gubernur Terpilih Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Pria yang karib disapa Simon itu menambahkan, ilmu intelijen juga berguna untuk mendeteksi sekaligus mengantisipasi hoaks.
Selain itu, ilmu intelijen juga bisa digunakan oleh mahasiswa untuk menangkal politik SARA menjelang Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019.
"Pada tahun politik seperti sekarang, mahasiswa juga punya tugas untuk menangkal politik SARA. Tentu ilmu intelijen menemukan relevansinya di sini," tambah mantan aktivis PMII Cabang Ciputat itu.
Simon juga berharap mahasiswa sebagai agen perubahan sosial menjadi peneduh suasana, bukan malah menciptakan kegaduhan.
Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, ilmu intelijen sangat penting bagi mahasiswa untuk mendeteksi gerakan radikalisme.
- 4 Ajudan Presiden Prabowo Sosok Mumpuni
- Kepala BNPT: RAN PE Masih Perlu Dilanjutkan
- LPOI dan LPOK Ingatkan untuk Mewaspadai Metamorfosa Gerakan Radikalisme dan Terorisme
- Pakar Terorisme Sebut Kelompok Radikal Mulai Memakai AI untuk Menyebarkan Ideologi
- Analis Intelijen Sebut Kesuksesan WWF 2024 Berkat Soliditas TNI Polri
- Mudik Lebaran 2024 Sukses Berkat Sinergitas Polri dengan Stakeholder Sangat Baik