Direncanakan, Permukiman Bawah Tanah
Antisipasi Pembengkakan Jumlah Penduduk
Rabu, 24 Maret 2010 – 10:25 WIB
JAKARTA- Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia membuat pemerintah harus berpikir panjang dalam menyiapkan sarana pemukiman. Apalagi, lahan di perkotaan sudah sangat sempit dan tak seimbang dengan kondisi jumlah penduduk. Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah merujuk pola pembangunan pemukiman di Singapura dengan menjadikan basement atau bawah tanah sebagai areal pemukiman alternatif.
"Kalau pertumbuhan penduduk tidak bisa ditekan sehingga mendongkrak jumlah penduduk, bukan tidak mungkin berapa puluh tahun kemudian, pembangunan dilakukan di bawah tanah," kata Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa dalam rilisnya yang dikirimkan ke JPNN.
Dia mencontohkan Singapura yang penduduknya membangun basement di setiap rumahnya untuk dijadikan tempat tinggal. Di Indonesia sendiri pembangunan basement baru sebatas parkiran. Kalaupun ada yang dibangun untuk toko tapi bisa dihitung dengan jari.
"Kalau ledakan penduduk Indonesia tidak bisa dikendalikan, kita akan seperti semut. Yang membangun rumah di bawah tanah. Ini mau tidak mau dilakukan karena antara lahan dan penduduk tidak seimbang," tuturnya.
JAKARTA- Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia membuat pemerintah harus berpikir panjang dalam menyiapkan sarana pemukiman. Apalagi,
BERITA TERKAIT
- Permudah Transaksi Logam Mulia, I Love Emas Resmi Hadir di Depok
- Selamat, Pertamina Raih Penghargaan Internasional Bidang Investor Relations
- Diaspora Loan BNI Bantu Pemilik Bakso Ini Kembangkan Bisnis di Seoul
- Gandeng 30 UMKM Binaan, DMI Gelar Festival Rumah Wirausaha Masjid
- 20 Unit Bus Listrik CKD Pertama dari VKTR & Karoseri Laksana Resmi Beroperasi, Layani Rute Ini
- Ini Capaian yang Diraih Pertamina Sepanjang 2024, Keren