Dirikan Sekolah Alternatif di Pedalaman Pesisir Papua

Dirikan Sekolah Alternatif di Pedalaman Pesisir Papua
Dirikan Sekolah Alternatif di Pedalaman Pesisir Papua

John mengatakan, ternyata sistem belajar di sekolah kampung dengan cepat menarik hati masyarakat. Sebab, materi dan model belajar yang dipakai bersumber dari masyarakat setempat.

Dengan tekun John terus menggali budaya-budaya setempat. Di antaranya, dongeng-dongeng dan aneka permainan adat. Dia mencontohkan keyakinan masyarakat tentang turunnya hujan. Nah, keyakinan itulah yang dia pakai menjadi materi ajar di kelas.

Budaya lokal lainnya yang dia adopsi adalah sistem penghitungan tradisional. Di Kampung Beneraf, Distrik Pantai Timur, orang tidak mengukur panjang dan pendek dengan satuan meter. Tetapi, memakai ukuran dari potongan kayu. ’’Cara itu kita pakai sebagai dasar belajar menghitung,’’ paparnya.  

Karena John mengambil materi kearifan lokal itu, murid sekolah kampung makin banyak. Sekolah tersebut pun tidak bermaksud mematikan sekolah formal yang ada.

’’Sekolah kampung itu sekolah alternatif dan pelengkap layanan pendidikan formal yang sudah ada,’’ ujarnya.

Dia mengakui, kondisi sekolah umum yang ada memang memprihatinkan. Bangunan fisiknya tak terurus. Para pengajarnya pun malas-malasan. ’’Para guru mengajar jika mau ujian semester atau ujian nasional saja. Mereka sering tidak masuk,’’ katanya.

Akibatnya, lama-lama aktivitas sekolah itu ’’mati’’ dan para siswa telantar.

Setelah berjalan lebih dari lima tahun, sekolah kampung mendapatkan pengakuan dari masyarakat setempat. Yang menggembirakan, anak-anak didik John sekarang lebih pintar daripada siswa-siswa yang hanya belajar di sekolah formal.

KUALITAS pendidikan di Papua yang masih tertinggal menginspirasi John Rahail untuk membuat terobosan. Dia memberikan pelayanan pendidikan untuk anak-anak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News