Dirjen Dikti Sebut Ratusan Ribu Hasil Riset Perguruan Tinggi Hanya Sebatas Dokumen

Dirjen Dikti Sebut Ratusan Ribu Hasil Riset Perguruan Tinggi Hanya Sebatas Dokumen
Dirjen Dikti Nizam. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam mengatakan, era disrupsi akan menyebabkan 23 juta pekerjaan hilang karena tergantikan oleh mesin, robot, dan sistem automasi. Namun, lahirnya pekerjaan baru di era tersebut jauh lebih banyak, yaitu sekitar 46 juta pekerjaan baru. 

Untuk memastikan hal tersebut, Dirjen Nizam mengunjungi PT Pindad dan PT Biofarma sebagai upaya menjalin sinergisitas pentahelix dalam menciptakan kolaborasi untuk membangun akselerasi ekosistem reka cipta di Indonesia.

Sampai saat ini, kata dia, Indonesia masih mengandalkan negara lain untuk mengimpor barang-barang hasil pertanian, alat-alat kesehatan. Sebagai contoh, lisensi dari industri yaitu mencapai 90 persen masih merupakan lisensi asing. Bahan baku industri 70 persen masih mengandalkan produk impor.

Sementara itu, kekayaan dalam negeri masih ekstraktif dan belum memiliki daya tambah yang seharusnya. 

"Perlu dibangun kolaborasi dan sinergisitas antara perguruan tinggi dan industri untuk meningkatkan kedaulatan teknologi dalam negeri serta membangun ekonomi dalam negeri berbasis pada inovasi," kata Nizam, Selasa (2/3).

Menurut Nizam, sudah seharusnya Indonesia yang saat ini masuk ke negara kelas menengah ke atas bisa melompat maju dan membangun ekonomi berbasis pada inovasi. Inovasi tidak harus dilakukan oleh setiap industri, tetapi bisa dilakukan dengan kolaborasi.

Dia menyebutkan, sekitar 4.700 perguruan tinggi di Indonesia memiliki ratusan ribu dosen yang bertugas melakukan penelitian. Namun saat ini, hasil penelitian tersebut belum optimal dirasakan masyarakat karena selalu terhenti menjadi sebuah dokumen yang tersimpan atau hanya sebatas purwarupa saja.

"Dengan dibangunnya sinergisitas antara industri dan perguruan tinggi diharapkan akan mewujudkan kedaulatan bangsa dengan teknologi dan inovasi dalam membangun perekonomian ke depan," ucapnya. 

Dirjen Dikti Kemendikbud menyayangkan ratusan ribu hasil riset dosen tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News