Dirjen Dikti Sebut Ratusan Ribu Hasil Riset Perguruan Tinggi Hanya Sebatas Dokumen

Dirjen Dikti Sebut Ratusan Ribu Hasil Riset Perguruan Tinggi Hanya Sebatas Dokumen
Dirjen Dikti Nizam. Foto: tangkapan layar

Nizam menegaskan, era digital menjadi sebuah tantangan bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan talenta-talenta mahasiswa yang adaptif, fleksibel, dan lebih siap untuk memasuki dunia kerja di seluruh sektor. 

Transfomasi di era digitalisasi membawa lompatan-lompatan dalam aspek perekonomian Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan Indonesia yang menempati posisi kelima di dunia sebagai tempat terbanyak lahirnya unicorn dan decacorn dan paling tertinggi di asia tenggara hasil dari kreativitas anak bangsa.

“Adanya kemajuan teknologi digital yang dikawinkan dengan kearifan lokal menghasilkan produk inovasi raksasa," ujar Nizam. 

Potensi yang dimiliki anak bangsa menjadi satu kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia sehingga bisa bersaing di tingkat global. Dengan kreativitas tinggi dan kearifan budaya yang dimiliki Indonesia sehingga dapat menghasilkan karya inovasi yang berdaya saing tinggi. 

Nizam mengatakan, jumlah start up yang dihasilkan oleh kreativitas anak bangsa menjadi salah satu yang terbesar di dunia, dan bersaing jumlahnya dengan negara Jerman, Perancis, Australia, dan negara-negara di Asia. 

“Indonesia menjadi salah satu negara yang paling aktif dan unggul dalam memanfaatkan potensi digital," ucapnya. 

Dengan adanya berbagai kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia akan disayangkan apabila berbagai pemangku kepentingan tidak dapat mengoptimalkan kesempatan tersebut untuk membangun perekonomian dan kedaulatan negara.

"Jangan sampai ada mata rantai yang putus yang menghubungkan antara perguruan tinggi dengan perkembangan dunia usaha dan dunia industri," pungkasnya.(esy/jpnn)

Dirjen Dikti Kemendikbud menyayangkan ratusan ribu hasil riset dosen tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News