Dirjen EBTKE Sebut Pemanfaatan EBT Perlu Investasi USD 15,9 Miliar hingga 2030

Dirjen EBTKE Sebut Pemanfaatan EBT Perlu Investasi USD 15,9 Miliar hingga 2030
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyampaikan keterangan kepada awak media di Jakarta, Selasa (24/9/2024). ANTARA/Aji Cakti

jpnn.com - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menyebut pemanfaatan EBT saat ini hanya 0,3 persen dari total potensi energi yang ada.

"EBT kita saat ini baru dipakai 0,3 persen di antara 3,4 TeraWatt potensinya," kata Eniya saat menjadi pembicara diskusi di Jakarta, pada Selasa (24/9/2024).

Dia menjelaskan bahwa potensi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia belum sepenuhnya dieksekusi.

Potensi EBT yang besar ini menurut Eniya seharusnya dapat digunakan sebaik mungkin untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional serta memenuhi target pencapaian bauran EBT.

"Potensi dan pemanfaatan EBT menjadi perhatian dari Pak Menteri ESDM yang selalu menanyakan berapa banyak EBT kita," ungkap Eniya.

Dia mengatakan agar pemanfaatan EBT ini dapat direalisasikan secara lebih baik, perlu adanya investasi yang berkualitas.

Menurut Eniya investasi di sektor energi terbarukan masih banyak ketinggalan dibanding sektor-sektor lainnya, padahal hingga tahun 2030 saja, Eniya mengklaim butuh investasi hingga US$ 15,9 miliar.

"Tentu saja saat ini untuk investasi kita memerlukan investasi US$ 15,9 miliar sampai dengan tahun 2030, ini yang masih banyak ketinggalan,” ujar Eniya.

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyebut pemanfaatan EBT membutuhkan investasi sekitar USD 15,9 Miliar hingga 2030.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News