Dirjen Kesmas Kirana Imbau Daerah Tiru Sistem Kesehatan Kabupaten Nganjuk

Angka kematian ibu dan bayi mengalami penurunan dari 17 dan 212 pada 2010, menjadi 7 dan 57 pada 2018.
"Status gizi balita di Kabupaten Nganjuk berdasarkan survei PSG juga mengalami penurunan. Pada 2013 balita stunting sebanyak 34,3 persen, sedangkan pada 2018 diketahui hanya sebanyak 16,1 persen," kata Achmad.
Berkat itu pula, kata Achmad, Kabupaten Nganjuk memperoleh banyak penghargaan. Antara lain penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2018 oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, dan penghargaan Puskesmas Patianrowotahun 2019 sebagai Puskesmas Ramah Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
"Keberhasilan ditentukan komitmen pimpinan di semua level secara terus menerus," imbuh Achmad.
Hal senada juga disampaikan oleh Dirjen Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kemenkes RI Kirana Pritasari.
Pihaknya sangat berharap para pimpinan daerah di kabupaten dan kota melakukan inovasi seperti Kabupaten Nganjuk.
Menurutnya, otoritas pemerintah daerah diperlukan untuk mendorong keberlangsungan sistem kesehatan di daerah yang bersangkutan.
"Dari capaian yang disampaikan Pak Achmad tadi, artinya sistem kesehatannya berjalan efektif. Kami dorong pemerintah kabupaten dan kota yang lain bisa melakukan itu," pungkas alumnus Fakultas Kedokteran UGM itu. (jos/jpnn)
Kepala Dinas Kesehatan Nganjuk, Jawa Timur, Achmad Noeroel Cholis mengatakan, daerahnya mendapat peringkat pertama angka kematian bayi (AKB) pada 2009.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Konsumsi Sayuran Meningkat Berkat Peran Perempuan Pegiat Urban Farming
- Gubernur Sumsel Bersama Kepala BKKBN Salurkan MBG untuk Ibu Hamil di Palembang
- Si Melon PIK2 Bantu Warga Teluknaga Melawan Stunting
- Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 425 Juta untuk Anak Terduga Stunting di Jonggol
- Dinsos P3AP2KB Kabupaten Kudus Andalkan DMS Cazbox by Metranet untuk Atasi Stunting
- Zakat dan Harapan bagi Generasi Bebas Stunting