Dirjen PAS: Para Napi yang Berseteru Sudah Dipisahkan, Cuman...
jpnn.com - JAKARTA – Untuk kali kesekian bentrok yang melibatkan organisasi massa (ormas) besar pecah di Denpasar. Mirisnya, gesekan yang terjadi pukul 15.00 Wita kemarin (17/12) terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kerobokan. Tepatnya antara blok H (diisi napi ormas B) dengan blok C1 (di isi napi ormas A).
Perkembangan terakhir, empat orang anggota ormas B tewas, dan belasan lainnya mengalami luka-luka. Dua tewas di Lapas Kerobokan, dua lagi di Jalan Teuku Umar, Denpasar. Kini situasi sudah mulai kembali kondusif.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyatakan, antisipasi baik itu sebelum maupun pascabentrok memang sudah dilakukan.
“Kami sudah melakukan antisipasi," kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham I Wayan Dusak saat dihubungi JPNN, Jumat (18/12) siang.
Wayan menjelaskan, para narapidana dari dua kelompok yang berseteru sebenarnya sudah dipisahkan. “Kita sudah pisahkan mereka di blok yang berbeda. Cuma bagaimana perkelahiannya itu bisa terjadi kita tidak tahu,” katanya.
Sebab, dia menjelaskan, pintu masuk untuk membesuk tahanan cuma satu. Nah, ketika membesuk itu dua kelompok berpas-pasan di "gang" dalam lapas.
“Entah bagaimana ketemu saya tidak tahu bagaimana perkelahian itu bisa merembet ke antarkelompok," katanya.
Menurut dia, persoalan ini sebenarnya tidak bisa diselesaikan oleh pihak Lapas saja. Dia menyatakan, kalau nantinya narapidana dari dua kelompok berbeda itu ditempatkan di lapas berbeda, tentu nantinya terkesan seperti memiliki lapas sendiri.
JAKARTA – Untuk kali kesekian bentrok yang melibatkan organisasi massa (ormas) besar pecah di Denpasar. Mirisnya, gesekan yang terjadi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan