Dirut Ceria Ungkap 2 Faktor Percepatan Ekosistem Kendaraan Listrik

Selain mengembangkan smelter RKEF yang menggunakan prinsip teknologi pirometalurgi, dalam proses produksinya, Ceria akan menggunakan teknologi hidrometalurgi (HPAL) untuk mengolah bijih nikel kadar rendah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan baku baterai listrik.
Aplikasi teknologi ini memiliki skala keekonomian yang lebih besar sehingga lebih mahal dibandingkan dengan investasi teknologi pirometalurgi. Jadi, dibutuhkan modal besar untuk mempercepat realisasi pembangunannya.
"Ceria akan membangun pabrik HPAL dengan teknologi hidrometalurgi melalui dua tahap pengembangan dengan total kapasitas produksi sebesar 290 ribu ton mixed hydroxide precipitate (MHP) dengan kandungan nikel 108 ribu ton di dalamnya dan 11 ribu ton cobalt, nikel dan cobalt termasuk material kritis untuk memproduksi baterai. Untuk menyelesaikan seluruh tahapan pembangunan smelter RKEF dan HPAL ini serta meningkatkan produksi dibutuhkan modal yang besar sehingga dukungan perbankan sangat berarti,” katanya. (*/jpnn)
Percepatan ekosistem kendaraan listrik yang menjadi salah satu tujuan hilirisasi sumber daya alam, khususnya nikel, butuh dua faktor ini.
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan
- ENTREV Dorong Pemerataan Persebaran Infrastruktur SPKLU
- Isuzu Elf Ev Belum Dijual di Indonesia, IAMI Ungkap Alasannya
- Eddy Soerparno Ingin Perbanyak Transportasi Publik Berbasis Listrik, Ini Tujuannya
- Ini Solusi Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno untuk Percepat Transisi Energi di Indonesia
- Bea Cukai Ternate Kawal Ekspor Perdana 600,4 Metrik ton Nikel Cathode ke 3 Negara
- Bos GAC Internasional: Kami Akan Hadirkan Beberapa Model Baru Aion di Indonesia