Dirut PLN Kritik PLTU Jeranjang
Kamis, 08 Juli 2010 – 08:11 WIB
MATARAM - Untuk kali kedua, Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan mengkritisi proyek pembangunan PLTU Jeranjang, Lombok Barat. Bahkan, secara terang-terangan dia mengaku tidak percaya kalau pengerjaan megaproyek itu bisa tuntas sesuai jadwal yang direncanakan, yakni Oktober 2010. Dahlan tidak percaya PLTU Jeranjang bisa beroperasi Oktober nanti karena masih melihat berbagai kekurangan. ‘’Banyak yang kurang,’’ katanya.Meski demikian, Dahlan tetap memberikan semangat dan harapan proyek itu bisa tuntas Oktober dengan dua syarat. Pertama, peralatan yang kurang segera dilengkapi, dan kedua menambah tenaga yang ada saat ini. ’’Peralatan yang kurang itu harus didatangkan secepatnya. Bila perlu pakai pesawat, tapi biayanya tanggung sendiri,’’ katanya.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Jeranjang Mei lalu, Dahlan nampak begitu kecewa atas realisasi proyek yang dihajatkan untuk mengatasi persoalan listrik di Pulau Lombok ini. ‘’Saya tidak percaya kalau proyek ini (PLTU Jeranjang) bisa tuntas atau listriknya bisa nyala Oktober,’’ kata Dahlan saat tiba di PLTU Jeranjang, kemarin.
Baca Juga:
Ini merupakan kali kedua mantan CEO Jawa Pos Group ini datang ke Jeranjang. Kedatangannya kali ini juga melibatkan seluruh jajaran direksi. Ikut juga anggota Komisi VII DPR RI dari Dapil NTB Muhammad Syafruddin dan Dirut Lombok Post H Ismail Husni. Tak ketinggalan, seluruh petinggi PLN Wilayah NTB. Tujuannya untuk melihat langsung realisasi proyek tersebut.
Baca Juga:
MATARAM - Untuk kali kedua, Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan mengkritisi proyek pembangunan PLTU Jeranjang, Lombok Barat. Bahkan, secara
BERITA TERKAIT
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok