Dirut PLN Tinjau PLTU Perak
Minggu, 23 Januari 2011 – 07:41 WIB
SURABAYA- Usia pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Perak yang merupakan cikal bakal pembangkit listrik di Jawa Timur tinggal menghitung hari. Dirut PLN Dahlan Iskan memutuskan untuk ‘’membunuh’’ pembangkit yang berusia hampir setengah abad itu. Di Tanjung Perak, terdapat empat unit PLTU, tapi diberi ’’minum’’ solar. Untuk unit III dan IV yang berkapasitas 50 x 2 MW yang sudah berusia 32 tahun, hingga sekarang masih beroperasi. Dahlan menganjurkan agar seluruhnya ’’dibunuh’’. Namun, Indonesia Power, anak perusahaan PLN yang mengoperasikan pembangkit tersebut telah mempersiapkan untuk menjadikan PLTU itu sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Kemarin sore, Dahlan meninjau ke sana. Yang menarik, PLTU yang didirikan pada 1964 itu seharusnya menggunakan batubara. Namun, sejak beroperasi sampai dihentikan pada 1995, PLTU tersebut menggunakan BBM. Karena ’’salah minum’’ itulah, pembangkit listrik unit I dan II berkapasitas 25 x 2 MW itu, setiap hari menghabiskan solar sekitar 200 kilo liter (KL). Dinilai boros itu pula, Dahlan menetapkan untuk menghentikan pengoperasiannya untuk selama-lamanya.
Baca Juga:
Meski demikian, turbin dan generatornya masih difungsikan dan akan diangkut ke PLTU di Riau. ’’Karena pembangkit ini sudah terlalu tua, kami pindahkan turbin dan generatornya ke Riau. Di sana masih membutuhkan, dan kebetulan masih bisa digunakan,’’ kata Dahlan.
Baca Juga: