Disandera KKB Papua, Ibu Hamil Harus Keluar Kampung Sendiri

Satu peluru mengenai bagian atap kendaraan dengan nomor lambung 01-3447R tersebut.
"Kondisi cuaca saat itu berkabut sehingga tidak terlihat posisi dan siapa penembak kendaraan tersebut,'' tuturnya.
Pada hari yang sama, juga ada dua ibu yang turun dari Desa Kimbely. Salah seorang di antaranya, Alina Kogoya, sedang hamil sembilan bulan.
Dia ditemani saudaranya, Penina Pobogau. "Keduanya baru bisa turun setelah mendapat izin dari kepala suku dan KKB," ujarnya.
Awalnya, Alina hendak ditemani suami dan saudaranya. Namun, ternyata suaminya tidak mendapat izin dari KKB sehingga terpaksa tidak bisa mengantar istrinya yang dalam kondisi hamil besar.
"Suaminya balik ke desa lagi, dengan terpaksa. Hanya saudaranya bernama Penina yang mengantar. Itu pun sangat kasihan dengan membawa bayi usia 1 tahun," ungkapnya.
Distribusi sembako dari Polri-TNI ke dua desa yang tak jauh dari tambang PT Freeport Indonesia tersebut juga tersendat. Itu, kata Kamal, terjadi karena yang mengambil sembako hanya beberapa orang.
Padahal, kondisi alamnya tidak memungkinkan orang bisa membawa banyak sembako. "Sehingga kami khawatir kelaparan terjadi di kedua desa," lanjutnya.
Tim medis memilih meninggalkan desa yang disandera KKB Papua
- KKB Menyerang dan Membakar Rumah, 6 Guru Tewas
- Kasus Senjata Api untuk KKB: 7 Tersangka Ditangkap di Jatim, Yogyakarta, Papua Barat
- Terungkap Alur Penyelundupan Senjata Produksi Pindad Oleh Eks TNI AD untuk KKB
- Berulah Lagi, KKB Bakar Gedung SMP di Papua Tengah
- Nikson Matuan Digiring ke Polda Papua, Brigjen Faizal: Setiap Simpatisan KKB Ditindak Tegas
- Anggota KKB Pembawa Kabur Senjata di Polres Yalimo Sudah Tertangkap