Disayangkan, Amandemen UUD Tak Libatkan Rakyat
Rabu, 24 Desember 2008 – 21:14 WIB
"Di suatu tempat di Sumatera Barat, ada sekelompok masyarakat yang minta semen ke saya. Kalau tidak diberi mereka tidak mau diajak bicara dan berdiskusi," kata Indra J Piliang, yang saat ini tercatat sebagai salah seorang caleg di Sumbar.
Baca Juga:
Kalau sudah duduk, misalnya di suatu warung, lanjut Indra, saya tidak hanya membayar semua yang mereka minum atau makan saat saya ada. Tetapi utang-utangnya yang selama ini mereka buat pun harus saya lunasi pula.
Demikian juga halnya di jalan-jalan raya. Jika saya menyembunyikan identitas saya sebagai caleg, dan tidak menggunakan kendaraan kampanye, sumbangan di pinggir jalan cukup Rp2000 saja. Tapi kalau menggunakan kendaraan kampanye, maka dikenakan sumbangan minimal Rp10 ribu, kata Indra J Piliang.
Fenomena ini, kata Indra, memperlihatkan betapa rakyat kita berfikir masih sangat Orde Baru. "Amandemen UUD 1945 itu hanya baru mampu merubah sedikit soal struktur dan ketatanegaraan kita. Sementara rakyat jauh lebih mundur dari sisi pendidikan politis," ujarnya.
JAKARTA - Pengamat politik Indra J Piliang mengatakan gagalnya masyarakat dan sebagian penyelenggara pemerintahan dalam memahami UUD 1945 pasca-amandemen
BERITA TERKAIT
- Dasco Soroti Kemunculan Situs yang Catut Gerindra, Begini Komentarnya
- Jenderal Maruli: TNI AD Siap Jaga Stabilitas dan Kawal Pembangunan di IKN
- KPK Cecar Bos Binartha Sekuritas Soal Kegiatan Investasi PT Taspen
- Mediator Lulusan IICT-Peradi Jakbar Mesti Pegang Teguh Prinsip Dasar Mediasi
- Mahfud MD Pakai Fasilitas Jet Pribadi Saat Jadi Ketua MK, Pengamat Merespons
- Potensi Kriminalisasi Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh ASDP Memicu Kekhawatiran Investor