Disebabkan Kebiasaan Merokok, Kenali Gejala Penyakit Paru-paru Kronis
jpnn.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kebiasaan merokok menjadi penyebab utama bagi 3,23 juta kematian pada 2019.
Hal ini membuat penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) menjadi penyebab kematian terbanyak ketiga di dunia.
Pada 2020, Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease memperkirakan secara epidemiologi prevalensi PPOK akan meningkat.
Data riset kesehatan dasar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2013 menunjukkan prevalensi PPOK mencapai 3,7 persen. Artinya, 9,2 juta jiwa di Indonesia mengalami PPOK.
Spesialis Kardiovaskular Arto Yuwono Soeroto menjelaskan PPOK sebagai penyakit paru-paru obstruktif yang bisa diobati sehingga lebih diupayakan pencegahan memburuknya gejala maupun fungsi paru-paru.
Adapun gejala keluhan yang dialami penderita PPOK ialah saluran pernapasan yang menetap seperti batuk berdahak, sesak nafas, memiliki keluhan yang menetap.
Gejala pernapasan yang menetap terjadi akibat kerusakan saluran napas pada gelembung alveolus atau kantung udara kecil di dalam paru-paru-paru-paru yang menjadi tempat pertukaran oksigen dengan karbondioksida.
"Kerusakan tersebut disebabkan oleh pajanan dengan gas atau partikel berbahaya seperti merokok dan polusi,” kata Arto, Selasa (23/11).
WHO mengungkapkan kebiasaan merokok menjadi penyebab utama penyakit paru-paru kronis.
- Beri Efek Jera, Bea Cukai Nanga Badau Musnahkan Barang Hasil Penindakan Selama 2 Tahun
- Kenaikan HJE Rokok Tidak Mendukung Upaya Prokesehatan
- Pemerintah Diharapkan Memperhatikan Industri Tembakau setelah Terbit PP Kesehatan
- Pembuat Kebijakan Perlu Memaksimalkan Keterlibatan Akademisi Dalam Perumusan Regulasi
- Bea Cukai Sumbagtim Musnahkan Barang Ilegal, Kerugian Capai Rp 467,3 Miliar
- Bea Cukai Madura Musnahkan Rokok dan Miras Tanpa Pita Cukai Senilai Rp 49,1 Miliar