Disebut Kejam, Lockdown di Ibu Kota China Belum Ada Hasilnya
jpnn.com, BEIJING - Lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19 di ibu kota China, Beijing belum menunjukkan hasilnya.
Otoritas setempat malah memperketat pembatasan yang oleh Taiwan disebut kebijakan kejam tersebut.
Sedikitnya 40 stasiun di 13 jalur kereta metro bawah tanah (subway) di Beijing ditutup total mulai Rabu setelah kasus positif COVID-19 yang merebak kembali sejak 22 April lalu di ibu kota China itu mencapai angka 453.
Selain itu, 158 rute bis di Distrik Chaoyang --yang masuk dalam kategori wilayah berisiko tinggi COVID-19-- berhenti beroperasi.
Rumah Sakit Shijingshan dan Rumah Sakit Peking University di Distrik Miyun juga menangguhkan pelayanan rawat jalan dan pelayanan gawat darurat.
Otoritas kesehatan setempat juga melarang penggunaan toilet-toilet umum untuk dua orang dalam waktu bersamaan.
Larangan tersebut dikeluarkan setelah seorang pengguna toilet menularkan virus corona ke lebih dari 40 orang yang menggunakan tiga toilet umum berbeda di Beijing pada Selasa (3/5).
Otoritas setempat memerintahkan penyemprotan disinfektan secara masif dan toilet yang berada di wilayah terkunci (lockdown) harus disemprot disinfektan setiap digunakan.
Lockdown yang diterapkan China untung meredam penyebaran Covid-19 di Beijing belum menunjukan hasil memuaskan
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun