Disebut Teh Arab, Tak Haram
Jumat, 08 Februari 2013 – 09:03 WIB

Disebut Teh Arab, Tak Haram
Lukman memastikan pihaknya tidak berani sembarangan menyatakan sesuatu masuk kategori halaldan haram. Butuh proses serius sebelum keputusan halal haram keluar dan sah menjadi panduan bagi publik di tanah air.
Lukmanul mengingatkan, walau katinona belum masuk sebagai bahan adiktif berbahaya dalam undang-undang, bukan berarti zat tersebut dibenarkan untuk dikonsumsi.
Menurutnya, katinona sebagai senyawa tunggal terbukti berbahaya dan dengan sendirinya masuk klasifikasi tidak halal untuk dikonsumsi. ”Sekali lagi, itu sebagai senyawa tunggal. Sebagai sebuah sajian teh seduh, belum tentu. Harus ada peneltian lebih jauh untuk memastikannya. Ini menjadi wacana juga untuk melakukan penelitian,” tegasnya.
Berdasarkan informasi jaringan LPPOM MUI dengan sejumlah lembaga serupa diluar negeri, Lukamnul memastikan belum ada informasi tentang halal haram teh Arab.
NAMA teh Arab yang lazim dikonsumsi oleh warga negeri gurun di kawasan Puncak menarik perhatian banyak orang belakangan ini. Maklum, daun tanaman
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu