Disebut Teh Arab, Tak Haram

Disebut Teh Arab, Tak Haram
Disebut Teh Arab, Tak Haram
Hanya saja, para petani pemilik tanaman yang masuk dalam Golongan I daftar narkoba itu meminta ganti rugi. ”Harapannya diganti pakai pohon apa saja. Dihancurin enggak apa-apa. Asal saya enggak melanggar hukum,” ujar Nanang Surantawijaya, alias Jack ,47, salah seorang pemilik 300 meter persegi kebun pohon katinon di Cisarua.

Menurut Nanang, asal pohon  katinon adalah dari pengunjung asal  Timur  Tengah. Warga Jalan Pasir Tugu, RT 001 RW 005, Cisarua, Bogor, itu sendiri menanam pohon tersebut  sejak 2005.

Hasil  panen daun katinon juga dibeli oleh turis asal Timur Tengah. Jika musim liburan, tak tanggung-tanggung, Jack bisa meraup laba Rp 3,4 juta per minggu.

"Kata orang Arab buat penambah stamina. Bagus katanya," ujarnya. Selain penambah stamina, beredar  kabar bahwa pucuk daun katinon berkhasiat untuk obat berbagai macam penyakit, antara lain diabetes dan diare. Oleh karena itu, sesekali warga sekitar juga mengonsumsi untuk tujuan pengobatan.

NAMA teh Arab yang lazim dikonsumsi oleh warga negeri gurun di kawasan Puncak menarik perhatian banyak orang belakangan ini. Maklum, daun tanaman

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News