Disel Dapat Kasur Empuk dan Jatah Makan Nasi Kebuli
Kamis, 10 Desember 2009 – 05:16 WIB
"Setiap musim haji, peristiwa itu kembali teringat. Sampai rinci, saya ingat pengalaman dicambuk itu," tutur Khotib ketika berbincang di maktab 565, tempat wartawan Jawa Pos tinggal, di Aziziah Janubiah, sekitar 6 km dari Masjidilharam Selasa lalu (8/12). Khotib tak menganggap pencambukan itu sebagai pengalaman memalukan. Sebab, dia membela harga diri. Bahkan, dia merasa mendapatkan berkah dari kejadian tersebut.
Perkara itu bermula saat Khotib menyetir bus Saptco (Saudi Arabia Public Transportation Company), semacam DAMRI-nya Arab Saudi. Dia merantau ke Arab Saudi mula-mula karena dikirim perusahaan assembling mobil tempatnya bekerja di Pepelegi, Waru, Sidoarjo. Tapi, kemudian dia menetap dan bekerja di Saptco.
Di antara penumpang mobilnya, ada tiga pemuda yang tergesa-gesa untuk sampai di tujuan. Mereka memaksa Khotib bergegas menyetir bus tersebut. Tetapi, terlalu cepat menjalankan bus bisa menyalahi aturan. Karena Ramadan, Khotib harus berhenti, setidaknya 15 menit setelah azan magrib, memberikan kesempatan untuk buka puasa. Baru berhenti sejenak, mereka memaksa untuk jalan lagi. Padahal, penumpang lain, yang kebanyakan orang sepuh, memintanya bersabar.
Khotib mengalah. Setelah berhenti sepuluh menit, bus itu diberangkatkan. Tapi, karena berangkat lebih cepat, dia tak memacu busnya dengan maksimal. Dia khawatir sampai di terminal berikutnya terlalu cepat. "Setiap bus punya jadwal khusus untuk masuk terminal. Tak boleh lebih cepat," tutur mukimin asal Gedang, Porong, Sidoarjo, tersebut. Mereka mengomel-ngomel terus.
Beraneka cerita WNI di Arab Saudi. Kisah kali ini tentang rasanya bila terkena pidana cambuk. WNI asal Porong, Sidoarjo, mengisahkan kepahitan tersebut
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas