Disel Dapat Kasur Empuk dan Jatah Makan Nasi Kebuli
Kamis, 10 Desember 2009 – 05:16 WIB
Khotib disambut teman-temannya satu sel dengan penuh haru. Lima teman senasibnya, yang berasal dari berbagai bangsa, tersebut iba melihat punggung Khotib "habis" oleh bilur-bilur cambukan. Bilur-bilur itu berwarna merah biru meski tak berdarah. Khotib mengaku tidak terlalu merasakan sakit karena punya wirid alias doa untuk menangkal siksaan. Satu orang rekan seselnya sampai menangis melihat memar-memar berat itu.
Baru malamnya, "siksaan" tersebut datang. "Rasanya senut-senut. Sepanjang malam tak bisa tidur," paparnya. Meski begitu, dia tetap bersyukur. Dia tak demam karena kesakitan tersebut. Hari berikutnya, sakitnya mereda. Kini bekas cambukan tersebut hilang karena kulit punggungnya tidak sobek akibat kisas itu.
Kini Khotib mengenang peristiwa tersebut sebagai pengalaman tak terlupakan. Dia bersyukur lagi karena dilepas dari penjara pada 7 Zulhijah. Sekeluar dari penjara, dia langsung mengenakan pakaian ihram. Besoknya, dia tarwiyah dengan menginap di Mina, dilanjutkan wukuf di Arafah keesokan harinya, 9 Zulhijah. Dia berhaji setelah dipenjara. Waktu itu, memar akibat cambukan tersebut sudah sembuh.
Khotib juga merasa beruntung lagi. Perusahaannya malah mempromosikan dia ke bagian trainer untuk sopir-sopir. Dia menduga, hal tersebut disebabkan keteguhannya pada aturan saat menyopir. Sampai kini, 25 tahun kemudian, dia mencapai posisi sebagai marketing Saptco. Bus-bus Saptco itu disewa negara-negara lain saat musim haji seperti sekarang. Setiap bus mematok tarif 3.000 riyal (sekitar Rp 8 juta) per hari. Ratusan bus Saptco disewa Indonesia, Turki, Iran, dan negara-negara lain.
Beraneka cerita WNI di Arab Saudi. Kisah kali ini tentang rasanya bila terkena pidana cambuk. WNI asal Porong, Sidoarjo, mengisahkan kepahitan tersebut
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408