Disel Dapat Kasur Empuk dan Jatah Makan Nasi Kebuli

Disel Dapat Kasur Empuk dan Jatah Makan Nasi Kebuli
Demi Harga Diri. Wartawan Jawa Pos Rohman Budijanto berbincang-bincang dengan Abdullah Khotib (kanan) di Azziyah Janubiyah Makkah (foto:Arif Sukamto untuk Jawa Pos)
Di senggang tugas sebagai pemasar, dia sering membantu jamaah haji asal Sidoarjo. Termasuk, mencarikan hadyu (kambing kurban) untuk jamaah agar sesuai dengan syariat. Dia pun mengusahakan oleh-oleh khas yang susah didapat, seperti madu Yaman yang dikemas bersama sarang tawonnya, atau mencarikan dendeng hati unta untuk penyembuh sesak napas.

Kisah dicambuk di awal dia berkarya sebagai pegawai BUMN Arab Saudi tersebut menjadi kenangan tak terlupakan. Kini sosok yang tetap mempertahankan WNI-nya itu berusia 57 tahun. Tiga tahun lagi dia pensiun. Istrinya warga Saudi, membawa satu anak dari pernikahan terdahulu. Khotib kawin lagi setelah bercerai dengan istrinya yang memberikan empat putra-putri di Porong. Kini empat putra-putrinya sudah mandiri.

Dia ingin balik ke Indonesia. Sebab, keindahan Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan tanah gersang Arab. Tapi, dia harus mempertimbangkan perasaan istri dan anaknya di sana. "Entah bagaimana nanti Allah menentukan," katanya soal apakah akan menetap di Arab Saudi atau pulang setelah pensiun. (kum)

Beraneka cerita WNI di Arab Saudi. Kisah kali ini tentang rasanya bila terkena pidana cambuk. WNI asal Porong, Sidoarjo, mengisahkan kepahitan tersebut


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News