Diselamatkan Pabrik Jamu, tapi Kehilangan Ibu Selamanya
jpnn.com - BENCANA memang membawa kepedihan. Tapi, selalu ada hikmah di baliknya. Misalnya, yang dialami Surliyadin, salah seorang korban tsunami Aceh yang kini sukses menjadi pemain basket profesional. Sekarang dia menjadi pemain inti JNE BSC Bandung Utama, salah satu klub kontestan NBL Indonesia.
Laporan Bagus Dimas, Jakarta
Sepuluh tahun telah berlalu. Namun, detik-detik bencana dahsyat tsunami Aceh masih terekam dengan jelas dalam ingatan Surliyadin. Itun, panggilan akrab Surliyadin, masih tidak percaya, Minggu pagi, 26 Desember 2004, itu merupakan momen terakhir dirinya bersama sang ibu, Anawiyah, di rumah sederhana di Jalan Paya Lhok, Pungo Jurong, Banda Aceh.
"Waktu itu enggak kepikiran sama sekali akan terjadi bencana besar. Kami sekeluarga berkumpul di rumah," ujar Itun ketika dihubungi kemarin (26/12), tepat sepuluh tahun bencana tsunami yang memorak-porandakan Aceh.
Gempa dahsyat 9,3 skala Richter yang mengguncang Bumi Serambi Makkah sontak membuat dirinya beserta seluruh keluarga –orang tua dan tiga kakaknya– berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Awalnya, Surliyadin dan keluarga mengira guncangan itu hanya gempa biasa. Mereka belum berpikir untuk mencari perlindungan ke tempat yang lebih tinggi.
Tapi, beberapa menit kemudian, kepanikan terjadi. Orang-orang berteriak-teriak ’’Awas air, awas air’’ sambil berlari tunggang langgang untuk menyelamatkan diri. Itun bersama keluarga pun sontak semburat mencari tempat perlindungan. Sebab, air bah datang begitu cepat dan langsung menenggelamkan daratan di sekitar rumah Itun.
"Kami sekeluarga langsung lari semua menyelamatkan diri. Kami benar-benar panik," kenang pria kelahiran Aceh, 19 Agustus 1990, tersebut.
Semula, Itun masih bersama orang tuanya, Zulkifli dan Anawiyah, serta tiga kakaknya, Tina Julia (saat itu hamil tujuh bulan) dan suaminya Yusrizal; Andriansyah; serta Fariati. Namun, sesampai di persimpangan jalan, keluarga itu berpencar. Itun dan Andriansyah berlari ke kiri, sedangkan yang lain ke kanan.
BENCANA memang membawa kepedihan. Tapi, selalu ada hikmah di baliknya. Misalnya, yang dialami Surliyadin, salah seorang korban tsunami Aceh yang
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408