Diserang Pakai Bambu Runcing, 18 Polisi Terluka
jpnn.com - JAKARTA – Di depan para anggota Komisi III DPR, Kapolri Jenderal Tito Karnavian membeber kronologis kerusuhan yang terjadi di pengujung Aksi Bela Islam II, 4 November 2016.
Dikatakan, aksi tersebut sesungguhnya berjalan kondusif.
Hanya saja, di barisan sebelah kiri Istana Negara, tepatnya ba'da Shalat Isya, mulai terjadi pelemparan barang-barang berbahaya ke arah petugas yang berjaga-jaga.
"Pada 4 November, setelah selesai Shalat Isya, ada barisan sebelah kiri lakukan pelemparan dan menyerang petugas menggunakan barang-barang berbahaya, diantaranya bambu runcing, sehingga ada 18 anggota Polri yang luka," ungkapnya dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/12).
Para petugas yang mendapatkan perlawanan dari para pendemo kemudian melakukan upaya pembelaan diri dengan menembakkan gas air mata dan water canon.
"Memang Kapolri yang memimpin bersama Panglima TNI. Saya meminta pada anggota Polri untuk hentikan tembakan gas airmata dan minta pendemo mundur," akunya.
Namun setelah massa mundur, dan anggota Polri menghentikan tembakan gas air mata dan water canon, tak lama kemudian massa kembali maju dan melakukan pelemparan lagi.
Karena itu, meski sudah mendapatkan perintah untuk menghentikan tembakan gas air mata dan water canon, anggota kepolisian yang mengamankan Istana Negara kemudian kembali mengeluarkan tembakan.
JAKARTA – Di depan para anggota Komisi III DPR, Kapolri Jenderal Tito Karnavian membeber kronologis kerusuhan yang terjadi di pengujung Aksi
- Ilham Habibie Kukuhkan Wiza Hidayat Sebagai Ketua BK Teknik Industri PII
- IPW Laporkan Penyidik Polres Kutai Barat ke Propam Mabes Polri, Begini Alasannya
- Gilang Widya Pramana Juragan 99 Didapuk Jadi Sekjen Dekopin
- Waka MPR Sebut Kemenangan Gaza sebagai Penyelamatan Peradaban dan Kemanusiaan Global
- Adhy Karyono Tetapkan Status Darurat Penyakit Mulut dan Kuku di Jatim, Sampai Kapan?
- Guru Besar IPB: Jangan Impor Daging dari Negara yang Belum Bebas PMK