Diserbu Warga, Pabrik Cokelat Penyebar Bau Tak Sedap Tutup
Kegiatan agama jadi terganggu. Bahkan, ada yang sampai sesak napas.
Lelaki 48 tahun itu menambahkan, warga sebenarnya pernah menemui manajemen produsen cokelat tersebut. Pada 2017 lalu. Terjadi mediasi.
"Kami datang baik-baik. Tidak (demo, Red) seperti ini," katanya.
Tokoh masyarakat bertamu ke pabrik. Apa hasilnya? Waktu itu perusahaan berjanji memperbaiki mesin produksi. Katanya sedang rusak.
Kerusakan itu dikatakan sebagai sumber bau menyengat. "Sudah dua kali (pertemuan, Red). Tapi sampai sekarang masih mengeluarkan bau tidak sedap," jelas Sofwan.
Kemarin perusahaan juga meminta perwakilan warga masuk. Ada lima orang. Gus Muid salah satunya. Namun, negosiasi tidak menemukan kesepakatan.
Deadlock. Perusahaan minta negosiasi dilanjutkan di kantor Kecamatan Manyar.
Ferdinan, pimpinan PT Jebe Koko, berjalan di depan ribuan orang. Dia dikawal tokoh masyarakat. Lalu lintas sempat terhambat. Puluhan truk kontainer, mobil, dan motor menunggu.
Warga berdemo meminta pabrik cokelat ditutup karena menimbulkan polusi udara berupa bau menyengat.
- Tantangan Baru Gubernur Jakarta Terpilih Menangani Polusi Udara
- MANN+HUMMEL Gandeng B-Quik Ramaikan Pasar Otomotif Nasional
- Menenun Asa di Langit Biru: Merajut Masa Depan dengan Udara Bersih
- Pemerintahan Prabowo-Gibran Soroti Pengendalian Polusi di Jabodetabek
- Pemerintah Diminta Prioritaskan BBM Rendah Sulfur untuk Perbaiki Kualitas Udara
- Polusi Udara Ganggu Kesehatan Paru-Paru, Deteksi Dini Penting Dilakukan