Diserbu Warga, Pabrik Cokelat Penyebar Bau Tak Sedap Tutup
Camat Manyar Suyono menegaskan, pihaknya, polsek, dan koramil hanya memfasilitasi pertemuan perusahaan dan masyarakat. Soal tuntutan warga?
"Silakan pihak PT Jebe Koko yang menjawab," tuturnya.
Perundingan berhenti. Pimpinan pabrik minta waktu konsultasi ke petinggi lain perusahaan. Pukul 15.45 Ferdinan kembali.
Dia meminta waktu lagi sembilan bulan untuk melakukan uji coba. PT Jebe Koko minta tetap beroperasi sambil memperbaiki mesin yang rusak. Permintaan itu ditolak keras.
Pukul 16.30, Ferdinan akhirnya sepakat menandatangi pernyataan di atas meterai.
Dalam surat itu disebutkan, pabrik cokelat tersebut akan berhenti produksi sejak Jumat (13/7).
Perusahaan juga berkomitmen menghilangkan polusi udara (bau). Produksi akan dimulai lagi setelah ada perbaikan dan pengawasan.
Subur, seorang tokoh masyarakat, menyatakan, warga sebenarnya tidak menentang keberadaan pabrik PT Jebe Koko. Mereka hanya minta polusi udara berupa bau tidak sedap dihilangkan. (adi/c25/roz/jpnn)
Warga berdemo meminta pabrik cokelat ditutup karena menimbulkan polusi udara berupa bau menyengat.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Tantangan Baru Gubernur Jakarta Terpilih Menangani Polusi Udara
- MANN+HUMMEL Gandeng B-Quik Ramaikan Pasar Otomotif Nasional
- Menenun Asa di Langit Biru: Merajut Masa Depan dengan Udara Bersih
- Pemerintahan Prabowo-Gibran Soroti Pengendalian Polusi di Jabodetabek
- Pemerintah Diminta Prioritaskan BBM Rendah Sulfur untuk Perbaiki Kualitas Udara
- Polusi Udara Ganggu Kesehatan Paru-Paru, Deteksi Dini Penting Dilakukan