Disesalkan, Parpol Manfaatkan Lambang NU
Rabu, 16 Februari 2011 – 22:04 WIB
JAKARTA - Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf menyesalkan tindakan salah satu partai yang menggunakan lambang NU secara utuh dan disandingkan dengan lambang partai bersangkutan, yang ditayangkan di salah satu TV swasta, Selasa (15/2) malam. "NU merasa kecewa dengan perilaku partai itu, karena NU bukan milik salah satu partai. Warga NU tersebar di banyak parpol. Baik PKB Gus Dur, PKNU, PPP, Golkar, PDI-P dan Demokrat," ujar Slamet Effendy Yusuf di Jakarta, Rabu (16/2).
Dikatakan Slamet, iklan parpol itu berlebihan dan sekaligus memperlihatkan ketidakpercayaan diri dalam mengelola partai. Sebab menurutnya, warga NU ada di berbagai partai, dan biarkanlah warga NU berdiaspora di berbagai partai politik itu.
Baca Juga:
"Kalau sebagian dari lambang NU yang dipakai, itu tidak masalah. Tapi kalau seluruhnya dan disandingkan dengan lambang parpol, itu jelas tidak etis dan mengabaikan Khittah NU sendiri. Oleh sebab itu, saya mengingatkan, harus ada koreksi dari pemasang iklan tersebut di masa datang," tegas Slamet Effendy Yusuf.
Sebuah iklan partai politik, lanjutnya, harus dirancang secara elegan dengan lebih mengutamakan tampilan partainya sendiri. "Prinsip-prinsip pemasangan iklan itulah yang tidak diindahkan oleh partai politik bersangkutan. Kalau NU jelas, institusi itu berdiri atas kepentingan untuk berjuang dan mengabdi dalam kehidupan politik kebangsaan yang universal," jelasnya.
JAKARTA - Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf menyesalkan tindakan salah satu partai yang menggunakan lambang NU secara utuh dan disandingkan dengan
BERITA TERKAIT
- Absen di Acara HUT ke-52 PDIP di Jakarta, Bambang Pacul Beri Penjelasan, Ternyata
- Jokowi Ucapkan Selamat Ultah Buat PDIP, Puan Bereaksi Begini
- Puan Yakin PDIP Solid Meskipun Muncul Dinamika Jelang Kongres VI
- Politikus Senior PDIP Minta Presiden Prabowo Hentikan KPK Kriminalisasi Orang
- Politikus Senior PDIP Ini Nilai Megawati Nakhoda NKRI, Hasto Adalah Jangkarnya
- Megawati Sebut Mundur Lebih Terhormat daripada Dipecat, Sindir Jokowi?