Disiram Air Mendidih agar Karapas Lepas, Penyu Menangis
Sehingga jika dihitung rata-rata satu karapas bisa menghasilkan 195 aksesori, dan dijual dengan harga rata-rata Rp 20 ribu, Emil sudah bisa mengantongi uang sebesar Rp 3,9 juta.
“Tapi jualnya cepat, karena kalau musim liburan, banyak wisatawan, banyak yang borong untuk oleh-oleh. Seperti pas libur lebaran, biasanya saya stok barang sampai Rp 20 jutaan, itu pasti habis,” ungkapnya.
Sebenarnya dijelaskan Emil, pengolahan kerapas penyu sampai menjadi aksesori membutuhkan usaha yang tidak mudah. Untuk membuatnya, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Dimulai dengan memotong kerapas yang keras menggunakan gergaji menjadi beberapa potongan kecil.
Menggerinda untuk memunculkan corak yang ada di dalam kerapas, hingga menghaluskannya menggunakan amplas.
“Memang proses pembuatannya susah dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tapi pasarnya sangat menjanjikan,” ujarnya.
Dengan pasar yang sangat menggiurkan baginya, larangan penjualan aksesori dari pemerintah tidak bisa membuatnya jera. Namun dirinya memilih berhati-hati dalam memasarkannya.
“Seperti sekarang, kami belum menjual lagi karena pemerintah masih sering merazia. Ya seperti kucing-kucingan lah,” pungkasnya. (tim)
Tubuhnya disiram air mendidih agar karapas lepas, penyu menangis hingga mati perlahan.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Kajol Dukung Ganjar Dukung Pelestarian Hewan Dilindungi di Sukabumi
- Ilmuwan Gunakan Teknologi AI untuk Lacak Populasi Penyu dan Dugong di Pesisir Australia Barat
- Turut Jaga Keseimbangan Alam, BRINS Lepas Ratusan Tukik di Pantai Kuta
- Jaga Kesinambungan Ekosistem, TNI AL Melepas Ratusan Tukik di Pulau Payung
- Lestarikan Penyu, Ini Yang Dilakukan BEM FIB UI di Taman Konservasi Sukabumi
- Lihat, Kunjungan Kerja Jokowi Kali Ini Bertelanjang Kaki, Jongkok Pula