Diskon Besar-besaran, Kemendag Diminta Rutin Kontrol Harga

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyoroti diskon besar-besaran yang kerap ditawarkan oleh pusat perbelanjaan jelang akhir tahun.
Konsumen diingatkan harus bersikap cerdas, bahkan waspada untuk membeli barang diskon jelang tutup tahun.
Pasalnya, tak sedikit penjual yang nakal karena menaikkan harga lebih dulu baru memberikan potongan harga.
"Lazimnya memberian diskon dilakukan dengan cara menaikkan harga terlebih dahulu, lalu diberikan diskon atau potongan harga. Jika hal ini yang terjadi maka layak disebut diskon palsu, alias diskon abal-abal. Lihatlah harga barang tersebut dengan kualitasnya. Kalau perlu dibandingkan dengan barang sejenis di tempat lain," ujar Tulus.
"Sebaiknya konsumen tetap kritis dalam menyikapi harga barang yang diberikan diskon. Jangan sampai terperangkap dengan diskon abal-abal dan atau kualitas abal-abal pula," imbuh dia.
Tulus juga berharap, pelaku usaha seharusnya mengedepankan itikad baik dalam berbisnis. Jangan mengusung praktik dagang curang dan manipulatif.
"Memberikan diskon dengan menaikkan harga terlebih dahulu, adalah tindakan kriminal dan bisa dipidana, menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen," sebut dia.
Seharusnya pemerintah, khususnya Kemendag dan atau Dinas Perdagangan, rutin melakukan market control untuk checking harga, sambung Tulus.
Memberikan diskon dengan menaikkan harga terlebih dahulu, adalah tindakan kriminal dan bisa dipidana.
- Tegas! Pertamina Patra Niaga, Kemendag & Bareskrim Polri Segel SPBU Curang di Sukabumi
- Anggaran BPKN Sisa Rp 2,3 M setelah Kena Efisiensi 73 Persen
- PAPERA Dorong Kemendag Bentuk Satgas Pasar untuk Stabilitas Ekonomi Rakyat
- Kemendag dan Google Lakukan Pertemuan, Ini yang Dibahas
- Peruri dan Kemendag Tingkatkan Efisiensi Lewat Teknologi Digital
- Tanggapi Kenaikan Tarif Air di Jakarta, YLKI: Masyarakat Harus Atur Pola Konsumsi