Diskusi Bola di Bandara
Catatan Dani Nur Subagiyo, Durban
Sabtu, 10 Juli 2010 – 12:21 WIB
PERJALANAN pulang dari Durban ke Johannesburg Kamis lalu (8/7) benar-benar bikin capek. Salah satu penyebabnya karena 1Time, maskapai penerbangan yang saya pilih. Sudah harganya sangat mahal, makan dan minum di atas pesawat harus bayar, eh... delay lagi. Pesawat yang sedianya berangkat pukul lima sore harus tertunda sekitar dua jam. "Aku sudah tidak betah lagi di sini. Kangen sama anakku yang masih kecil," katanya kepada Jawa Pos di awal obrolan.
Dua jam lumayan lama karena sama saja dengan durasi pertandingan sepak bola. Selain tenaga terkuras hanya untuk menunggu, saya praktis kehilangan "momen ideal" mengetik berita untuk edisi Sabtu (10/7). Ya, Saya harus membuat tulisan Kamis malam karena Jumat pagi (9/7) saya sudah harus berangkat liputan ke markas Spanyol di Potchefstroom yang memakan waktu dua jam perjalanan darat.
Baca Juga:
Beruntung, di tengah menunggu selama dua jam itu, saya bertemu dengan Effendi Ghazali. Pakar komunikasi dan bisnis yang terkenal lewat acara Republik Mimpi itu menjadi teman ngobrol maupun diskusi bola. Effendi tengah dalam perjalanan pulang ke Indonesia setelah 15 hari berada di Afrika Selatan (Afsel). Dua hari terakhir, dia menghadiri seminar jurnalistik yang diselenggarakan FIFA di Port Elizabeth.
Baca Juga: