Disperindag Garut Heran Harga Cabai Masih Mahal
jpnn.com, GARUT - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Garut akan menelusuri penyebab kenaikan harga cabai di sejumlah pasar. Salah satunya di Pasar Induk Guntur.
"Kami mendapatkan laporan stok cabai sudah melebihi dari cukup, tapi heran harga masih tinggi," kata Kepala Disperindag Kabupaten Garut Nia Gania, Rabu (29/1).
Ia menuturkan, persoalan itu sudah dilaporkan ke Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Garut untuk mencari tahu penyebab kenaikan kebutuhan pangan, termasuk cabai di pasaran.
Harga cabai di pasaran seperti cabai merah pernah mencapai Rp80 ribu sampai Rp90 ribu per kilogram dari kisaran harga normal Rp30 ribuan per kilogram.
"Kami sudah menugaskan bidang perdagangan untuk mengetahui apa yang menjadi hambatan sehingga harga cabai merah masih tinggi di pasaran," kata Nia.
Ia mengungkapkan, kenaikan suatu barang termasuk cabai sebagai jenis bahan pangan biasanya akan terjadi kenaikan apabila pasokan kurang atau tidak memenuhi kebutuhan pasaran sehingga harga akan naik.
Namun saat ini, lanjut dia, berbagai jenis cabai di pasaran sudah cukup melimpah, bahkan lebih cukup dari kebutuhan masyarakat sehingga harganya bisa turun atau normal.
"Kenaikan cabai itu biasanya dipicu keterlambatan dan minimnya stok barang, tapi ini tidak terjadi dikeduanya, tapi harga tetap saja tinggi," katanya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut akan menelusuri penyebab kenaikan harga cabai di sejumlah pasar.
- Ceng Mujib Ajak Masyarakat Menciptakan Pilkada Aman dan Damai
- Bongkar Penimbunan 25 Ton Pupuk Subsidi di Garut, Polisi Tetapkan A Jadi Tersangka
- Ini Komplotan Perampok SPBU di Garut
- BNPB: Kemungkinan Gempa Bandung Dipicu Sesar Belum Terpetakan, Bukan Garsela
- Kabupaten Bandung Diguncang 27 Kali Gempa Susulan Sampai Pagi Ini
- Gempa Bandung Akibat Pergerakan Sesar Garsela, Ini Analisis BMKG