Distribusi Vaksin Palsu Terlacak, Ternyata di 9 Daerah Ini

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Maura Linda Sitanggang menyebutkan bahwa mereka akan mengadakan vaksin ulang pada anak-anak tersebut pekan depan. Vaksin itu diberikan secara gratis. ”Ada 197 anak itu terdata sejak 2010. Jadi sudah enam tahun ini,” ujar Linda.
Penelitikan terhadap 36 fasyankes lainnya masih terus diupayakan. Mereka juga meneliti kondisi anak-anak di kawasan sekitar fasyankes tersebut.
Misalnya adakah kejadian luar biasa yang berkaitan dengan menurunnya daya imunitas anak terhadap penyakit atau tidak. ”Secara makro kalau tidak ada KLB tidak masalah,” kata Linda.
Semantara itu, Bareskrim Mabes Polri menengarai dua rumah sakit baru yang terlibat dalam distribusi vaksin palsu. Sebelumnya sudah ada 12 rumah sakit.
Direktur Dirtipideksus Bareskrim Brigjenpol Agung Setya menuturkan 14 rumah sakit itu termasuk dalam jaringan yang memproduksi vaksin palsu. Perannya antara lain berkaitan dengan distribusi vaksin palsu. ”Mereka terkait dengan pembuatan vaksin palsu itu,” ujarnya.
Agung memastikan bahwa seluruh rumah sakit yang terlibat itu tidak ada satupun yang merupakan rumah sakit pelat merah. Semua adalah rumah sakit milik swasta.
Selain itu, Agung menyebutkan bahwa jumlah tersangka yang telah mencapai 18 orang itu bisa saja bertambah. ”Masih terbuka. Kami masih kembangkan kasus ini,” kata dia. (jun)
JAKARTA – Distribusi vaksin palsu di daerah dilacak oleh tim dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Dari hasil penyelidikan itu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Laskar Merah Putih Ajak Masyarakat Dukung Kejagung Berantas Korupsi
- Legislator Minta Kemenbud Beri Solusi terkait Pemecatan Pegawai Penggiat Budaya
- Wakasal Sematkan Tanda Kehormatan Bintang Jalasena Utama Kepada Menhan dan Kepala BIN
- Analisis Reza soal Kejahatan AKBP Fajar Pemangsa Anak-Anak
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Gembira, Ada SK yang Disiapkan untuk Honorer Lulus PPPK 2024, Menyala!
- 4 Poin Penting Mekanisme Baru Penyaluran TPG, Maret Guru Honorer Rp6 Juta