Disway Hadir Jelang Sahur

Disway Hadir Jelang Sahur
Dahlan Iskan di ladang gandum di pedesaan Amerika Serikat menjelang panen. Foto: Disway

>>>>

Nur Rochemat@gmail.com, May 12, 2018:
Menurut Bapak ide saya ini benar apa nggak sih. Kan gini. Banyak brosur di mall. Atau di mana mana. Selalu pamer iklan smart city. Lha saya kok punya ide bangun smart village. Udah terlanjur invest di dua lokasi. Udah keluar dana. Setara dua puluh convero Pak.

Komentar Disway:

Tergantung tujuannya. Kalau tujuan Bung Nur untuk bisnis (cari uang cepat) tentu sebaiknya dua puluh convero itu dijual saja. Untuk bisnis lain.

Tapi kalau tujuan Bung Nur untuk sosiopreuneur lain lagi. Berarti Bung Nur punya idealisme yang kuat untuk membangun desa. Ide yang luar biasa. Anak-anak desa jadi ikut smart. Bisa mengalahkan anak kota. Di situlah saatnya tidak ada perbedaan lagi desa-kota.

Kisah sukses smart village terjadi di banyak negara. Misalnya di Tiongkok.

Banyak desa di pegunungan (Yunnan, Guizhou) yang kekurangan penduduk. Pada lari ke kota. Akibatnya banyak sekolah kekurangan murid. Ada sekolah yang muridnya tinggal 5. Kalau tiap pelajaran diberi guru maka akan lebih banyak guru daripada murid.

Akhirnya desa seperti itu dijadikan smart vellage. Semua pelajaran lewat internet. Murid asyik. Diberi komputer. Guru datang sesekali saja. Dari kota.

Foto-foto wanita muda Mongolia itu sebenarnya sudah saya siapkan. Yang cantiiiiik sekaliiiii itu. Tapi, saya pikir, apakah Via Vallen tidak cemburu?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News