Pantai Kolbano, TTS (2)

Ditambang Setiap Hari, Pantai Sudah Rata dengan Permukiman Warga

Ditambang Setiap Hari, Pantai Sudah Rata dengan Permukiman Warga
Pantai Kolbano di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi NTT. FOTO: Timor Express/JPNN.com

Karena itu, bencana air laut mengamuk pada Jumat 28 April itu sesungguhnya tidak hanya bentuk peringatan bagi masyarakat setempat untuk melakukan penambangan batu warna dengan taat pada pola penambangan yang ramah lingkungan, melainkan peringatan bagi Pemkab TTS guna memaksimalkan potensi wisata yang ada.

Karena hingga saat ini, potensi wisata Fatu Un yang sangat indah dan menjanjikan PAD itu belum dimaksimalkan oleh Pemda TTS.

"Pemerintah khususnya Dinas Pariwisata jangan lagi berpangku tangan dan miskin kreativitas. Tapi mulai berpikir kreatif sudah untuk selamatkan masyarakat dan jadikan Fatu Un sebagai salah satu sumber pendapatan PAD bagi daerah," imbuh Jefri.

Langkah awal yang akan dilakukan guna mengantisipasi bencana yang lebih besar, DPRD NTT akan berkoordinasi dengan Dinas ESDM untuk menertibkan perusahan penadah batu warna. Karena dugaan bahwa tidak semua perusahaan yang melakukan penambangan batu warna itu mengantongi izin. Ataupun jika mengantongi izin tidak melakukan penambangan pada lokasi yang telah dutentukan.

Terbukti bahwa lokasi pariwisata yang sesungguhnya tidak diterbitkan izin untuk dilakukan penambangan namun pada kenyataannya dikakukan penambangan.

"Perusahaan tambang batu warna harus diverifikasi kembali dan menertibkan perusahaan liar tambang batu warna di Kolbano," tandasnya.(*/ito)

Masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menanggapi fenomena gelombang tinggi di laut selatan TTS pada Jumat 28 April itu beragam. Seperti


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News