Ditekan Krisis, Nilai Ekspor Non-Migas Anjlok 21 Persen
Kamis, 02 Juli 2009 – 19:54 WIB
JAKARTA - Meski kondisi Indonesia terus membaik, perekonomian global masih mengalami kontraksi sehingga memberikan tekanan pada perekonomian Indonesia. Alhasil, hingga bulan Mei 2009, nilai ekspor non-migas Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni sebesar 21,2 persen. Meskipun demikian, Miranda menjelaskan, gejala perlambatan investasi sebagai dampak menurunnya permintaan eksternal dan domestik, juga perlu terus diwaspadai, termasuk dengan mengupayakan ketersediaan sumber pembiayaan dari perbankan.
Namun demikian, seperti dipaparkan Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda Gultom, di Gedung DPR, Kamis (2/7), secara keseluruhan sampai dengan triwulan pertama tahun 2009, perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh sebesar 4,4 persen. Hal ini terutama didukung oleh menguatnya konsumsi rumah tangga yang tumbuh tinggi sebesar 5,8 persen pada triwulan tersebut.
Baca Juga:
"Untuk ke depannya, diprediksikan konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup tinggi di sisa tahun 2009, dengan didorong rendahnya tingkat inflasi dan program stimulus pemerintah. Salah satunya yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta terkait juga dengan aktivitas pemilu, sehingga dapat terus menahan perlambatan ekonomi di tahun 2009," jelas Miranda lagi.
Baca Juga:
JAKARTA - Meski kondisi Indonesia terus membaik, perekonomian global masih mengalami kontraksi sehingga memberikan tekanan pada perekonomian Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Resmikan Hanggar Kawasan Berikat PT DSI, Ini Harapan Kepala Bea Cukai Morowali
- Kanwil Bea Cukai Jakarta Berikan Izin Fasilitas PLB kepada PT Sanyo Trading Indonesia
- Pertama di Indonesia, Kilang Pertamina Internasional Siap Produksi SAF Tersertifikasi
- Kawasan Gading Serpong Punya Akses Baru Menuju BSD City
- Harga Emas Antam Hari Ini 10 Januari Melonjak, Jadi Sebegini Per Gram
- Ini Kriteria Pelaku UMKM yang Utangnya Bisa Dihapus Pemerintah