Ditekan Menangis, 10 Bulan Siap ke Olimpiade
Jumat, 15 Januari 2010 – 01:46 WIB
Tak ada anak Indonesia yang bodoh. Itulah yang diyakini pendiri Surya Institute, Prof Yohanes Surya PhD. Berbekal keyakinan tersebut, dia merekrut 27 anak Papua secara acak, untuk digembleng di lembaga yang dipimpinnya. Kini, setelah 10 bulan, sebagian di antara mereka siap diterjunkan dalam ajang olimpiade.
Laporan TITIK ANDRIYANI, Jakarta
"DELAPAN LIMA pangkat dua hasilnya berapa, Merlin?" tanya Bambang Susianto, salah seorang pengajar matematika di Surya Institute, sebuah lembaga yang berkonsentrasi mempersiapkan siswa-siswi Indonesia mengikuti olimpiade matematika dan IPA internasional.
Mendapat pertanyaan tersebut, kening Merlin Kogoya, siswa kelas IV SD YPPGI, Kabupaten Tolikara, Papua, mengernyit sejenak. Sekitar tiga detik kemudian, dia langsung melontarkan jawaban. "Tujuh ribu dua ratus dua puluh lima," jawabnya yakin.
Tak ada anak Indonesia yang bodoh. Itulah yang diyakini pendiri Surya Institute, Prof Yohanes Surya PhD. Berbekal keyakinan tersebut, dia merekrut
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408